Home Kesehatan Sesudah Covid-19, Warga di Purworejo Kedatangan Chikungunya

Sesudah Covid-19, Warga di Purworejo Kedatangan Chikungunya

Purworejo, Gatra.com - Setelah beberapa warganya terinfeksi virus corona, kini warga yang tinggal di Baledono Ngentak, RT 6 RW 4, Kelurahan Baledono, Kecamatan/Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah juga mengeluhkan terkena penyakit yang diduga chikungunya. Penyakit tersebut berasal dari virus yang ditandai dengan serangan demam dan nyeri sendi secara mendadak. 
 
Dalam istilah medis penyakit ini disebut ILI (Influenza Like Illnes), akan hilang dan sembuh dengan sendirinya. Virus chikungunya menyerang dan menulari manusia melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti atau Aedes albopictus, dua jenis nyamuk yang juga dikenal sebagai penyebab demam berdarah.
 
Tiga orang warga yang berhasil ditemui menyatakan, mereka memiliki keluhan dan sakit yang sama. "Seminggu yang lalu, tiba-tiba tangan dan kaki saya kaku sulit digerakkan. Ada bintik-bintik merah, tapi kalau ditekan hilang. Sudah saya minumi obat dari apotik, sekarang sudah sembuh," kata Daryono (45), saat ditemui di rumahnya, Senin siang (13/9).
 
Pria yang sehari-hari menjual sate itu menjelaskan bahwa di lingkungannya memang banyak nyamuk. Apalagi sejak got di depan rumah tidak mengalir karena Sungai Kedung Putri dikeringkan untuk direvitalisasi.
 
Keluhan sama diungkapkan oleh Indarsih (45), bangun tidur ia merasakan kedua kakinya kaku. "Tiba-tiba tangan dan kaki jadi kaku sulit digerakkan. Ada bintik-bintik merah. Dua hari saya sulit bergerak, kalau ke belakang harus digendong. Sekarang sudah sembuh minum obat, tinggal.gatal-gatal," kata Indarsih.
 
Rina Hadiyanti (32) bisa dibilang lebih parah, sudah 8 hari ia tak masuk kerja karena penyakit tersebut. "Gejala pertama Sabtu (4/9) lalu, kulit saya muncul bintik-bintik merah seperti gabagen (campak). Kaki bengkak, senut-senut. Saya manggil mantri (nakes) katanya sakit demam terlalu tinggi, dikasih obat terus sembuh," kata Rina.
 
Suami dan anak pertamanya juga mengalami sakit yang sama, saat ini sudah sembuh. Obat yang diberikan berupa paracetamol, amoksilin dan vitamin B. "Seingat saya banyak warga yang sakit seperti ini sejak sebelum Agustus 2021, tapi kami tidak tahu sakit apa. Setelah sungai dikeringkan memang banyak nyamuk," kata Rina. 
 
Sementara itu, Lurah Baledono, Firman Isyanto yang dihubungi melalui sambungan telepon mengaku belum mendapat laporan kejadian tersebut. "Belum dapat info dan laporan, tadi saya ketemu Ketua RW 4 juga tidak ada laporan apa-apa. Kemarin seharian saya di Baledono juga tidak ada yang memberi informasi seperti itu (warga sakit)," kata Firman.
 
Ia menambahkan sudah berkoordinais dengan Puskesmas Purworejo untuk distribusi pembasmi jentik nyamuk. "Distribusinya lewat karang taruna, tapi sementara belum ada rencana foging dalam waktu dekat  Masih koordinasi dengan Ketua RW 04," tambahnya.
1398