Home Pendidikan Lima Perusahaan Swiss Ini Siap Didik Mahasiswa Vokasi Indonesia

Lima Perusahaan Swiss Ini Siap Didik Mahasiswa Vokasi Indonesia

Jakarta, Gatra.com – Kamar Dagang Swiss-Indonesia (SwissCham Indonesia) memfasilitasi penandatanganan Nota Kesepakatan antara perusahaan-perusahaan anggotanya dan tiga politeknik mitra S4C. Program Keterampilan untuk Daya Saing atau Skills for Competitiveness (S4C) merupakan program konsorsium yang diselenggarakan Pemerintah Swiss melalui SECO (Sekretariat Negara Swiss untuk Ekonomi) sebagai lembaga donornya, dengan Swisscontact sebagai pelaksana utamanya, dan bermitra dengan Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Industri (BPSDMI) Kementerian Perindustrian (Kemenperin).

Tujuan kesepakatan ini adalah meningkatkan pengalaman dan penguasaan keterampilan bagi sumber daya manusia Indonesia. Program ini telah berjalan sejak penandatanganan Nota Kesepakatan antara pemerintah Indonesia dan pemerintah Swiss pada 26 Januari 2018 lalu di Davos, Swiss.

Kolaborasi Kemenperin & SwissCham Indonesia dukung link & match politeknik vokasi diteken di Jakarta, Kamis (25/11). (GATRA/fly)

“Di tengah pertumbuhan ekonomi Indonesia yang pesat, kita tidak hanya perlu mencetak sejumlah besar tenaga kerja muda untuk mengisi lapangan pekerjaan di sektor industri, melainkan memastikan kualitas dari pelatihan tenaga kerja itu sendiri, mulai dari fungsi produksi hingga fungsi administrasi dan manajemen,” tegas Kepala Human Capital Sectoral Group dan Wakil Ketua SwissCham Indonesia, Henry Chia di sela-sela acara yang diselenggarakan di Hotel Ayana-Midplaza, Jakarta, Kamis (25/11) tersebut.

Penandatanganan Nota Kesepakatan berlangsung antara lima perusahaan anggota SwissCham yaitu Buehler, Endress+Hauser, Givaudan, Indesso Primata, serta Sicpa Peruri Securink dengan tiga Institusi Politeknik Nasional, yakni Politeknik Negeri Jember, Politeknik Industri Logam Morowali, dan Akademi Komunitas Industri Manufaktur Bantaeng.

Baca Juga: Kolaborasi Kemenperin & SwissCham Indonesia Dukung Link & Match Vokasi

“Kebutuhan ini telah digemakan dengan sangat lantang dalam skema 'Making Indonesia 4.0'. Perusahaan Swiss di Indonesia membutuhkan tenaga profesional terlatih dan karenanya sadar betul bahwa tanggung jawab untuk mewujudkan hal ini harus dipikul oleh pelaku industri dan bukan hanya pemerintah,” tambah Henry.

Untuk itu, anggota SwissCham melihat adanya peluang untuk membentuk sinergi antara (1) sekolah vokasi sebagai penyedia siswa; (2) perusahaan dengan teknologi dan sumber dayanya; serta (3) sistem pendidikan vokasi yang diadopsi dari berbagai institusi di Swiss. Harapannya dapat membuka ruang kolaborasi efektif, memberi manfaat bagi semua pihak, serta mendorong pertumbuhan perekonomian Indonesia.

Kegiatan ini menjadi pilot project kerja sama antara ketiga institusi vokasi tersebut dengan perusahaan-perusahaan Swiss di Indonesia. Sebagai permulaan, masing-masing kampus akan mengirim satu orang siswa, dengan masa kerja bervariasi enam bulan hingga satu tahun.

Baca Juga: Riset Terapan Perguruan Tinggi Vokasi Didorong Penuhi Kebutuhan DUDI dan Masyarakat

Direktur Politeknik Industri Logam Morowali, Restu Yuni Widayati menjelaskan bahwa mahasiswa dari kampus mereka nantinya akan ditempatkan di Endress+Hauser. Sesuai permintaan perusahaan, maka akan dipilih mahasiswa dari Prodi Teknik Listrik dan Instalasi.

“Nanti akan kami adakan seleksi. Lalu kandidat terbaik yang akan dikirim ke kantor di Jakarta. Sesuai dengan kalender akademik, mulai magangnya Februari tahun depan dan berlangsung selama satu tahun,” jelas Restu didampingi Pembantu Direktur Bidang Akademik, Yuadianto.

Baca Juga: SDM Vokasi Juga Harus Berkualitas

Senada dengan itu, Direktur Akademi Komunitas Industri Manufaktur Bantaeng, Zainal Abidin juga menyebut untuk uji coba ini akan dikirim satu orang mahasiswa. Mereka juga terpilih untuk bekerja sama dengan Endress+Hauser.

“Permintaan kebutuhan perusahaan disesuaikan dengan program studi yang ada di kampus. Kami berharap bisa mengirim lebih banyak, sampai tiga orang. Tapi sementara kita akan kirim satu dulu,” jelasnya.

Sejak tahun 1970an, Swiss telah menjalin kerja sama dengan Indonesia dalam meningkatkan keterampilan tenaga kerja. Beberapa institusi yang telah didukung antara lain National Hotel Institute/NHI Bandung (sekarang dikenal sebagai STP Bandung); Politeknik Mekanik Swiss/PMS Bandung (sekarang dikenal sebagai POLMAN Bandung); Pusat Pengembangan Pendidikan Politeknik (PEDC) Bandung; Pusat Pengembangan Pendidikan Vokasi (VEDC) Malang; Sekolah Menengah Kejuruan Guru dan Politeknik Akademi Teknik Mesin Industri (ATMI) Solo.

909