Home Nasional Menteri PPPA: Hari Ibu di Indonesia Tak Sama dengan Mother’s Day

Menteri PPPA: Hari Ibu di Indonesia Tak Sama dengan Mother’s Day

Jakarta, Gatra.com – Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), Bintang Puspayoga, menyatakan bahwa peringatan Hari Ibu di Indonesia tak sama dengan Mother’s Day yang dirayakan di negara-negara lain.

“Jadi peringatan Hari Ibu di Indonesia tidak sama dengan di negara lain. Peringatan Hari Ibu di Indonesia bukanlah Mother’s Day, peringatan untuk ibu, tapi ini adalah mengenang perjuangan pergerakan perempuan,” tutur Bintang dalam acara Gatra Citra Perempuan Indonesia di Kantor Kementerian PPPA, Jakarta, Kamis, (23/12/2021).

Perjuangan pergerakan perempuan yang Bintang maksud adalah Kongres Perempuan pertama yang digelar pada 22 Desember 1928 silam. Menurut Bintang, kongres tersebut diikuti oleh berbagai organisasi perempuan yang berkumpul untuk menyatukan pikiran, pendapat, dan pergerakan dalam memperjuangkan persamaan derajat dan pemenuhan hak-hak perempuan.

Bintang mengingatkan bahwa dalam kongres tersebut, tak hanya perempuan saja yang terlibat, tetapi kaum pria pun ikut dilibatkan. Menurutnya, hal tersebut menunjukkan bahwa kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan bukanlah urusan perempuan semata, melainkan urusan bersama, yang harus diprioritaskan dalam kondisi apa pun.

Spesifik soal agenda penganugerahan penghargaan Gatra Citra Perempuan Indonesia di Jakarta hari ini, Bintang mengapresiasi sejumlah perempuan yang dinilai sukses menjadi inspirasi bagi masyarakat di sekitarnya.

Dalam agenda tersebut, terdapat sejumlah 12 perempuan, tua dan muda, yang menerima penghargaan dari Kementerian PPPA yang bekerja sama dengan Yayasan Duta Indonesia Maju dan Gatra Media Group. Seluruh perempuan penerima penghargaan tersebut dinilai sukses memberdayakan diri di bidang yang digelutinya masing-masing, mulai dari bidang bisnis hingga kesehatan.

“Dalam kesempatan ini saya ucapkan selamat dan apresiasi dan setinggi-tingginya kepada ibu-ibu sekalian para penerima penghargaan,” kata Bintang.

“Saya kembali mengingatkan, pemberdayaan perempuan tak akan terwujud tanpa dukungan dari laki-laki. Menjadi tugas kita bersama untuk terus menggaungkan narasi ini secara konsisten sehingga tercipta sistem yang dapat memampukan perempuan, membuka akses, partisipasi, kontrol, dan manfaat untuk memaksimalkan potensi perempuan. Pada akhirnya akan mencapai tujuan kita bersama, menjadi perempuan Indonesia yang berdaya, maju, mandiri, dan berdaya saing,” tandas Bintang.

159