Home Kesehatan Menko PMK-Muhammadiyah Kompak: Sistem Kesehatan Membaik selama Pandemi

Menko PMK-Muhammadiyah Kompak: Sistem Kesehatan Membaik selama Pandemi

Yogyakarta, Gatra.com -  Dua tahun pandemi Covid-19 dinilai berdampak positif pada sistem kesehatan yang semakin membaik dibanding sebelumnya. Namun aspek kehidupan yang lain juga perlu mendapatkan perhatian selain pandemi Covid-19.
 
Hal itu terangkum di webinar Refleksi Dua Tahun Pandemi: Peran dan Kontribusi Muhammadiyah dalam Penanganan Pandemi Covid-19 yang diselenggarakan Muhammadiyah Covid-19 Command Center (MCCC), Selasa (28/12). 
 
Hadir sebagai pembicara kunci, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy dan Ketua PP Muhammadiyah Haedar Nashir. 
 
"Dibandingkan awal pandemi pada 2020 lalu, kondisi sekarang menunjukkan bahwa pandemi Covid-19 banyak sekali memberikan nilai tambah atau efek perbaikan pada semua sektor, khususnya sistem kesehatan," kata Muhadjir. 
 
Sebagai perbandingan, Muhadjir menyebut hingga November 2021, pemeriksaan spesimen terkait Covid-19 mencapai 257.660. Padahal pada periode yang sama tahun lalu hanya 33.266 spesimen yang diperiksa. 
 
Demikian juga dengan pelacakan kontak erat. Setahun lalu kapasitas hanya mampu menemukan 1-3 kontak erat pasien positif. Sekarang, pelacakan mencapai 13-14 orang kontak erat. 
 
"Dulu tracing dilakukan apa adanya, ala kadarnya. Namun sekarang ini dibuat sistematis dengan melibatkan banyak relawan yang terlatih. Ini menjadikan sistem tracing kita semakin berkualitas," lanjutnya. 
 
Semakin membaiknya sistem kesehatan dan peningkatan kualitas tenaga kesehatan ini membuat tingkat keterisian rumah sakit turun signifikan. Pada November lalu, tingkat keterisian hanya berkisar 35,13 persen, sedangkan tahun lalu mencapai 65,3 persen. Ini juga tidak terlepas dari aksi penanganan Covid-19 yang menurut Muhadjir dilakukan secara simultan melalui kerjasama pentahelix yang melibatkan pemerintah, sektor swasta, perguruan tinggi, lembaga sosial keagamaan, dan media massa. 
 
Walaupun sudah membaik, Muhadjir mengatakan kewaspadaan mesti ditingkatkan tidak hanya pada penanganan penularan Covid-19 saja. Menurut dia, ada banyak aspek peningkatan kualitas sumber daya manusia yang juga perlu diprioritaskan. 
 
Dirinya mencontohkan, selama pandemi, penanganan TBC dan HIV/AIDS, serta pelayanan ibu hamil terhenti total. Penyebabnya alat pendeteksi TBC digunakan untuk mendeteksi Covid-19 di banyak daerah dan obat-obat HIV dialihkan. 
 
"Ini memang anomali. Namun keberadaan tes kesehatan pada berbagai penyakit termasuk keberlangsungan posyandu sangat berpengaruh pada upaya membangun kualitas SDM," katanya. 
 
Sebelumnya, Ketua PP Muhammadiyah Haedar Nashir melihat pandemi Covid-19 telah memberikan dampak besar pada tiga dimensi yaitu keagamaan, kesehatan, dan sosial ekonomi masyarakat. 
 
"Darurat pandemi mengajarkan kita dalam program kegawatdaruratan. Kita fokus pada sistem manajemen dan mitigasi saja. Pandemi membuat kita sadar kesehatan itu menyangkut harkat penting dalam kemanusian. Kesehatan menyangkut nyawa," tegasnya. 
 
Di awal pandemi, Haedar menilai sistem kesehatan tidak cukup tangguh. Namun perlahan-lahan negara mulai memperkokoh dan membikin sistem kesehatan itu tangguh. Menurutnya, sistem kesehatan selama pandemi juga telah terintegrasi secara. "Pandemi mempertangguh sistem kesehatan nasional kita," katanya.
120