Home Politik Survei Alvara: Ada Tiga Skenario Hasil Akhir Pemilihan Presiden

Survei Alvara: Ada Tiga Skenario Hasil Akhir Pemilihan Presiden

Jakarta, Gatra.com - Riset yang dilakukan Alvara Research Center memaparkan bahwa akan ada tiga skenario hasil pemilihan presiden antara pasangan calon (paslon) capres-cawapres nomor urut 01, Joko Widodo–KH Ma’ruf Amin dan paslon nomor urut 02, Prabowo Subianto–Sandiaga Uno.

“Survei dari Oktober 2018 hingga April 2019 menunjukkan elektabilitas dan jarak (gap) antara kedua paslon tidak berubah drastis. Dari berbagai skenario perhitungan, diprediksi paslon Jokowi-Amin lebih berpeluang memenangkan Pilpres tahun ini,” ujar CEO Alvara Research Center, Hasanuddin Ali di kawasan Sarinah, Thamrin, Jumat (12/4).

Tiga prediksi skenario hasil pilpres berdasarkan hasil survei Alvara Research Center yang pertama, Jokowi-Amin mendapat 57,3% dan Prabowo-Sandi mendapat 42,7%. Asumsi skenario ini adalah hasil survei April 2019 ditambah dengan pemilih yang belum memutuskan (undecided voters) terbagi rata kepada masing-masing kandidat, dan pemilih 100% solid mendukung masing-masing paslon.

Kedua, Jokowi-Amin mendapat 55,9% dan Prabowo-Sandi 44,1%. Asumsi didapat dari hasil survei April 2019 ditambah dengan undecided voters berdasarkan kecenderungan pilihan kandidat dan perhitungan separuh pemilih yang masih mungkin pindah (swing voters) ke kandidat lawan dan sebaliknya.

Terakhir, Jokowi-Amin mendapat 59,9% dan Prabowo-Sandi 40,1%. Asumsi didapat dari estimasi menggunakan regresi logistik dengan parameter demografi (usia, pendidikan, strata sosial, agama, etnis), area, dan dukungan pemilih partai.

Elektabilitas Paslon di Kalangan Muslim
Alvara juga memaparkan elektabilitas kedua paslon pada pemilih Muslim. Hasanuddin menerangkan bahwa hasil survei menunjukkan 63% pemilih Muhammadiyah mendukung Prabowo-Sandi, sementara elektabilitas kedua pasangan pada pemilih bukan anggota ormas sangat ketat.

Di sisi lain, bersatunya tokoh-tokoh NU pada Pilpres 2019, serta KH Ma’ruf Amin menjadi cawapres menjadi salah satu faktor penting dalam menaikan elektabilitas Jokowi, sehingga dapat lebih tinggi dari elektabilitas Prabowo. “Namun dengan meraih dukungan 54,3% dari pemilih Nahdlatul 'Ulama (NU), Jokowi-Amin saat ini masih mempertahankan keunggulannya,” lanjut Hasanuddin.

Lebih lanjut, mengenai hasil debat capres pada 30 Maret lalu yang ditonton oleh 51% responden, Hasanuddin mengatakan, responden menilai Jokowi lebih unggul dibandingkan Prabowo.

“Ketika publik yang menonton dimintai pendapatnya, mereka menganggap Jokowi lebih unggul daripada Prabowo,” imbuhnya.

Data di atas diperoleh Alvara Research Center dengan menggelar survei nasional di seluruh Indonesia sejak 2-8 April 2019. Riset ini menggunakan multi-stage random sampling dengan melakukan wawancara terharap 2.000 responden berusia 17 tahun ke atas dan memiliki hak pilih. Sampel diambil di seluruh 34 provinsi dengan jumlah sampel yang proporsional terhadap jumlah penduduk. Rentang margin of error sebesar 2,23% dengan tingkat kepercayaan 95%.

Sebelumnya, Alvara juga telah melakukan survei nasional mengenai pemilu pada Agustus 2018, Oktober 2018, dan Desember 2018, serta Februari 2019.

2061