Ankara, Gatra.com - Tingkat pengangguran di Turki melonjak menjadi 14,7% pada periode Desember hingga Februari, akibat dampak krisis mata uang tahun yang terus membebani pekerja. Angka tersebut merupakan yang tertinggi dalam hampir satu dekade terakhir.

Data dari Institut Statistik Turki menunjukkan jumlah pengangguran yang tercatat naik menjadi 4,67 juta dalam tiga bulan terakhir. Dimana terjadi lonjakan lebih dari satu juta orang dari tahun sebelumnya.

Dilansir dari Reuters, tingkat pengangguran naik dari 13,5% pada periode sebelumnya yang berakhir pada Januari. Jumlah itu termasuk lonjakan pengangguran kaum muda ke level tertinggi sejak 2005.

Baik Presiden Recep Tayyip Erdogan dan menantunya Menteri Keuangan Berat Albayrak mengatakan Turki telah meninggalkan masalah ekonomi terburuknya. Pekan lalu, Albayrak mengumumkan serangkaian langkah struktural untuk mendongkrak perekonomian yang terpuruk. Inflasi telah turun dari level tertinggi tahun lalu tetapi tetap dalam angka yang tinggi. Sementara defisit transaksi berjalan negara itu terus menyempit tajam.

Sejak Februari, pemerintah dengan Kamar Dagang dan Pertukaran Komoditas Turki meluncurkan kampanye untuk meningkatkan lapangan kerja, yang ditargetkan akan menyediakan lapangan kerja bagi 2,5 juta orang. Sementara menurut lembaga pemeringkat Moody, pada Maret, angka pengangguran Turki diperkirakan akan terus meningkat dalam beberapa bulan ke depan dan membebani konsumsi dan investasi swasta.

Kemudian Ekonom Senior Pasar Negara berkembang dari Commerzbank, Tatha Ghose mengatakan bahwa pasar tenaga kerja jika resesi tidak berakhir maka pengangguran diperkirakan tidak akan naik. “Angka pengangguran akan terus naik karena pemulihan belum berlangsung. Jumlahnya akan terus meningkat setidaknya hingga Juli atau Agustus. Ini akan menjadi lebih buruk sebelum nantinya membaik,” kata Ghose.

Reporter: AJQ