Jakarta, Gatra.com - Film Dokumenter dari Watchdoc yang dirilis secara bebas di kanal youtube berjudul 'Sexy Killers' mengisahkan soal rusaknya wilayah di Indonesia akibat pertambangan batu bara.
Sejak dirilis, film ini telah ditonton oleh sekitar 6,5 juta penonton di youtube. Hanya saja, film ini berdampak 'negatif' bagi para pemilik perusahaan pertambangan tanah air.
Termasuk diantaranya PT Toba Bara Sejahtra Tbk (TOBA) milik Luhut Binsar Panjaitan (LBP) yang anjlok setelah film tersebut mulai diakses dengan mudah oleh masyarakat
Menko Bidang Kemaritiman di kabinet Presiden Jokowi ini, kini tengah jadi perbincangan karena namanya muncul dalam film dokumenter berjudul Sexy Killers yang berdurasi 1 jam 28 menit 37 detik ini.
Seiring makin banyaknya penonton Sexy Killers di Youtube, saham perusahaan batu bara milik Luhut Binsar Panjaitan tersebut yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI), langsung direspon negatif oleh pasar.
Menurut pantauan awak Gatra di Bursa Efek Indonesia, Selasa 16 April 2019, berdasarkan data perdagangan BEI,saham PT TOBA dibuka pada level 1.600 dan ditutup turun ke level 1.590.
Dalam 5 hari terakhir, saham TOBA memang sempat mengalami penurunan. Tanggal 10 April lalu, saham TOBA terpantau berada di posisi 1.600. Hari berikutnya, saham turun lagi ke posisi 1.570. Dan pada hari Jumat 12 April, saham TOBA merosot ke posisi 1.525.
Reporter : PPB
Editor: Hendry Roris Sianturi