Jakarta, Gatra.com - Pasangan calon presiden dan wakil presiden, Jokowi-Ma'ruf Amin unggul dari lawannya Prabowo-Sandi di lembaga survei Indikator Politik Indonesia. Sampai pada pukul 17.15 WIB, Jokowi-Ma'ruf meraih 54,44% suara dan Prabowo-Sandi 45,56%.

Para peniliti Indikator Politik Indonesia menyampaikan faktor-faktor yang membuat Jokowi masih lebih unggul dibandingkan Prabowo. Meski Prabowo memiliki suara yang kuat, tidak memungkiri adanya swing voters dan undecided voters yang pada akhirnya berpihak kepada Jokowi.

“Ada beberapa aspek ya, kenapa Jokowi sendiri masih lebih unggul dari Prabowo. Salah satunya adalah eco chamber effect yang membuat undecided dan swing voters lebih mendukung kuat Jokowi. Echo chamber effect ini diartikan sebagai kepercayaan yang diperkuat dari para pendukung Jokowi yang juga solid dan lebih mengenal sosok Jokowi,” jelas Ahmad Khoirul Umam selaku Peneliti dari Indikator Politik Indonesia di Hotel Morrissey, Jakarta Pusat, Rabu (17/4).

Tapi ada faktor lain, sambungnya, yakni tidak terjadi pergeseran yang signifikan dari pendukung paslon 01 ke paslon 02. Dari tahun 2014 tidak signifikan, naik dan turunnya hanya 2%. Artinya, echo chamber effect tersebut benar-benar terjadi. Setiap masing-masing calon memiliki pendukung yang sama-sama militan.

Hal tersebut juga digambarkan melalui kekuatan yang masing-masing wilayah pemenangan pasangan calon dianggap seimbang. Persoalan wilayah, Indikator Politik Indonesia menganggap pemilihan umum (Pemilu) kali ini juga seimbang dan tidak menunjukkan hasil di luar dugaan.

“Masing-masing wilayah basis 01 maupun 02 hasilnya juga memperlihatkan perolehan suara yang sesuai,” kata Dr. Rizka Halida, Peneliti Indikator Politik Indonesia lainnya.

Misalnya di Jawa Barat dan Banten yang memang basis utama dan terkuat dari paslon 02 dan juga suara terbanyak di sana adalah Prabowo-Sandi. "Begitu pun dengan di Jawa Tengah dan Jawa Timur yang merupakan basis pertahanan paslon 01, menunjukkan hasil suara terbanyak ke Jokowi-Amin,” ujarnya.