Home Olahraga Evaluasi Dua Turnamen, Pelatih: Berharap Fajar-Rian Lolos ke Olimpiade

Evaluasi Dua Turnamen, Pelatih: Berharap Fajar-Rian Lolos ke Olimpiade

Jakarta, Gatra.com - Tim ganda putra Indonesia belum berhasil meraih gelar dalam dua turnamen berurutan di negeri tetangga, Malaysia Open Super 750 dan Singapore Open Super 500. Capaian tertinggi diraih pasangan Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan dengan menjadi finalis di Singapura. Hendra/Ahsan tak dapat mempertahankan gelar yang mereka raih tahun lalu saat di final dikalahkan Takeshi Kamura/Keigo Sonoda dari Jepang.

Kamura/Sonoda juga menjadi penjegal langkah Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon di babak semifinal. Sepekan sebelumnya di Malaysia Open 2019, Kamura/Sonoda juga menghentikan langkah ganda putra Indonesia, Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto di babak semifinal.

Namun, Fajar/Rian mencatat kemenangan pertama atas rekan sendiri, Kevin/Marcus, pada babak perempat final Malaysia Open 2019, setelah menderita kekalahan dalam tiga pertemuan sebelumnya. Akan tetapi, Kevin/Marcus kembali menundukkan Fajar/Rian di babak perempat final Singapore Open 2019. Kevin/Marcus kembali harus memendam keinginan untuk kembali naik podium juara saat dikalahkan Kamura/Sonoda pada babak semifinal.

Kepala Pelatih Ganda Putra PBSI Herry Iman Pierngadi mengakui hasil di kedua turnamen memang kurang bagus, tapi ada satu kemajuan untuk pasangan Fajar/Rian yang berhasil menapaki di delapan besar Malaysia Open 2019.

“Mereka bisa mengalahkan Kevin/Marcus, saya sebagai pelatih senang, karena ada kemajuan buat Fajar/Rian, dan skor pertemuan terakhir 3-0 untuk keunggulan Kevin/Marcus,” ujar Herry IP seperti dilansir laman resmi PBSI, Kamis (18/4).

Menurutnya, Fajar/Rian bisa melewati sosok yang merupakan hambatan buat mereka. Tapi di satu sisi lagi, setelah mencapai delapan besar itu, mereka habis-habisan. Waktu di semifinal, melawan Kamura/Sonoda, Fajar/Rian bilang habis.

“Maksudnya habis itu ketahanan fokusnya, konsennya, tahan emosinya, karena saat mengalahkan Minions (julukan Kevin/Marcus) itu mereka belajar dari tiga kekalahan sebelumnya,” katanya.

Herry mengakui pasangan Fajar/Rian grafiknya memang naik. Sebagai pelatih dirinya tidak hanya mengharapkan cuma punya satu pasangan andalan, tiga-empat lebih bagus.

Dari dulu Fajar/Rian sudah punya keinginan untuk juara. Tapi mengaturnya yang belum bisa. Masih terburu-buru, apalagi kalau sudah mau game, itulah ciri pemain muda.

“Fajar/Rian sudah ada mental juaranya, saya berharap nanti kalau memang mereka bisa lolos ke olimpiade, matangnya di olimpiade, sesuai dengan usianya, sesuai sama grafiknya mereka."

"Kemajuan Fajar/Rian itu di kualitas permainannya, error-nya berkurang sekali, walaupun masih ada, tapi persentasenya sudah berkurang. Kelihatan keyakinan pedenya meningkat, mau lawan siapa saja, nggak terlalu ada rasa khawatir. Sejak Asian Games 2018 mereka kelihatan peningkatannya, tapi kan ada dua turnamen Eropa yang mereka absen (Denmark dan French Open 2018), jadi turunnya banyak sekali," demikian Herry.

 

1026