Jakarta, Gatra.com - Guru Besar Universitas Indonesia, Ismail Hadisoebroto telah melakukan penelitian terkait teknik operasi fiksasi tulang pelvis. Hasil penelitian tersebut menemukan cara untuk mengurangi pendarahan pasien yang menjalani operasi tulang pelvis.

Tulang pelvis berada pada panggul manusia yang sering kali menjadi bagian tubuh yang mengalami pendarahan hebat dalam kasus kecelakaan. Pendarahan bisa mencapai sekitar 15% hingga 35% dari jumlah darah korban.

“Pasiennya itu meninggal kalau nggak ditangani secara tepat. Atau kalo misalkan disertai dengan luka terbuka malah sampai 50%. Pasiennya (bisa) meninggal”, kata Ismail, Sabtu (20/04).

Teknik operasi yang selanjutnya akan dikembangkan yaitu dengan mempercepat proses operasi. Cara yang dapat dilakukan adalah memfiksasi struktur pelvis yang hancur dengan minimal implantasi. 

Selain itu, teknik baru juga mengupayakan supaya bagian panggul yang dioperasi tidak dibuka terlalu lebar. “(Dulu) itu dibeleknya misalkan 20 cm atau 30 cm, sekarang lebih kecil dibeleknya”, kata Ismail.

Pada umumnya, operasi tulang pelvis bisa menghabiskan darah pasien sekitar 2 liter. Namun, dengan teknik baru yang akan dikembangkan, pendarahan bisa dikurangi sampai 50%.

“Kalo pendarahan terus. Pasien itu shock. Kalo shock terus akhirnya meninggal," jelas Ismail.