Home Kesehatan WHO: Kebiasaan Dengar Musik Terlalu Keras Berakibat Tuli

WHO: Kebiasaan Dengar Musik Terlalu Keras Berakibat Tuli

Jenewa, Gatra.com - Badan Kesehatan Dunia atau WHO mengatakan bahwa kebiasaan anak muda yang sering mendengarkan musik dengan volume terlalu besar dapat meningkatkan resiko pendengaran. 

Sekitar 466 juta penduduk dunia saat ini telah kehilangan pendengarannya. Angka ini meningkat dari tahun 2010 yang berjumlah 360 juta jiwa. Dan ini diperkirakan terus bertambah hingga mencapai 900 juta orang pada tahun 2050.

"Lebih dari satu milyar pemuda di seluruh dunia beresiko kehilangan pendengarannya hanya dengan kebiasaan mendengarkan musik dengan headphone yang biasa mereka gunakan di pemutar audio," kata Dr. Shelly Chadha dari Prevention of Deafness and hearing Loss Program, WHO, dilansir Reuters, Minggu (21/4).

WHO mendesak agar pihak produsen elektronik memastikan ponsel pintar yang biasa digunakan untuk memutar musik, agar diberikan semacam perangkat lunak untuk dapat mengontrol seseorang agar tidak mendengarkan suara yang terlalu besar dalam jangka waktu yang lama.

"Apa yang kami tawarkan adalah sebuah fitur seperti pengurangan volume suara otomatis serta kendali orangtua terhadap volume suara di perangkat anak. Sehingga ketika melewati batas suara, secara otomatis akan mengurangi volume suara ke tingkat yang tidak membahayakan teling mereka," kata Chadha.

Uni Eropa merupakan satu satunya bagian dari dunia yang mengatur tentang besaran/volume suara pada perangkat audio pribadi, yaitu 85 desibel. 
WHO juga mulai memperhatikan tingkat volume di tempat-tempat publik yang umumnya menggunakan alat pengeras suara, seperti klub malam, restoran, tempat konser, ataupun arena olahraga.

"Apa yang kita kerjakan adalah untuk mengembangkan semacam kerangka peraturan tentang berbagai tempat yang seringkali memiliki tingkat suara yang sangat tinggi," tambahnya.
 

Reporter: DMI
Editor: Anthony Djafar