Home Kesehatan Peringati Hari Bumi, Sejumlah LSM Ajak Warga Aceh Peduli Nasib Bumi

Peringati Hari Bumi, Sejumlah LSM Ajak Warga Aceh Peduli Nasib Bumi

Banda Aceh, Gatra.com - Lebih dari satu miliar orang penghuni bumi di 192 negara diperkirakan mengikuti hari global aksi politik dan sipil bagi bumi. Orang-orang akan melakukan berbagai aktivitas seperti event seminar, diskusi, aksi jalanan, berpawai, menanam pohon, membersihkan kota, taman, pantai, saluran air dan berbagai aktivitas lainnya.

 

Semua itu dilakukan untuk menandai Hari Bumi 2019. Earth Day Network (EDN), Jaringan Hari Bumi, organisasi yang memimpin perayaan Hari Bumi di seluruh dunia, menetapkan pada 2019 ini sebagai tahun untuk "Melindungi Spesies Kita".

Ketua Forum Pengurangan Risiko Bencana (PRB) Aceh, Nasir Nurdin mengatakan, hari bumi secara umum memunculkan kesadaran yang lebih besar terhadap masalah lingkungan. Menurutnya, jika tidak mampu memperbaiki, maka jangan merusak bumi.

"Pada hari bumi 22 April tahun ini mari kita mengajak semua, siapa saja tanpa terkecuali untuk peduli kepada nasib bumi," ajaknya.

Ia mengatakan, Hari bumi penting untuk diperingati dan mengapa harus peduli dengan nasib bumi, hal ini tidak lain karena semua perlu lebih sadar daripada hari-hari sebelumnya tentang perlunya kasih sayang dan perlindungan bagi lingkungan dan hutan kita.

“Kita di Aceh, seharusnya lebih memahami kerusakan lingkungan dan perubahan iklim daripada kebanyakan orang, karena kita menghadapinya setiap hari dan hidup penuh dengan berbagai konsekuensinya," katanya.

Bencana Banjir Berulang di Aceh Tenggara

“Akhir 2018 dan awal 2019, kata dia, Aceh Tenggara telah terjadi bencana banjir bandang yang berulang kali. Kejadian ini tentunya telah menimbulkan kekhawatiran, sekaligus keprihatinan kita semua,” kata Koordinator Yayasan Ekosistem Lestari (YEL) Aceh, TM Zulfikar.

Yayasan Ekosistem Lestari (YEL) Aceh mencatat, banjir bandang pertama terjadi Senin (27/11) pukul 21.30 WIB melanda sejumlah gampong di tiga kecamatan, yaitu Kecamatan Badar, Ketambe dan Leuser.

Akibatnya tiga rumah hanyut dan 40 lainya mengalami kerusakan. Tiga hari kemudian, tepatnya Jumat (30/11/2018) lalu sekitar pukul 19.30 WIB banjir bandang kembali melanda Gampong Natam Baru Kecamatan Bandar dan Kayu Metangur di Kecamatan Ketambe yang mengakibatkan belasan rumah rusak dan hanyut.

"Banjir bandang itu juga menutup akses jalan Aceh Tenggara dengan Sumatera Utara akibat jalan tergenang dan tertutup material batu dan pepohonan yang terbawa arus banjir bandang. Banjir bandang selanjutnya terjadi pada Rabu (26/12/2018) sekira pukul 21.00 WIB kali ini terjadi di Gampong Suka Makmur Kecamatan Semadam," ungkapnya.

Terakhir banjir bandang kembali menerjang Gampong Natam Baru, Kecamatan Badar, Ahad (30/12/2018) lalu sekitar pukul 21.30 WIB yang mengakibatkan belasan rumah rusak dan hanyut terbawa air, juga berdampak terhadap akses jalan yang menghubungkan Aceh Tenggara ke Sumatera Utara akibat material batu dan kayu gelondongan menutupi jalan.

"Di 2019, tepatnya Selasa (19/1/2019) telah terjadi banjir bandang yang menyebabkan 19 gampong terendam banjir, masing-masing 8 gampong di Kecamatan Babussalam (Kota Kutacane, Pulonas, Pulo Latong, Perapat Hulu, Perapat Titi Panjang, Kutacane Lama, Kutarih dan Gumpang Jaya), lalu 7 gampong di Kecamatan Lawe Bulan (Pulonas Baru, Lawe Rutung, Pasie Gala, Bahagia, Kuta Galuh Asli, Perapat Timur, Pasir Bacang Lade), di Kecamatan Bambel sebanyak 3 gampong (Lawe Kiking, Bambel dan Bambel Gabungan) serta 1 gampong yakni gampong Natam di Kecamatan Ketambe," ungkapnya.

Kejadian ini, lanjut Zulfikar, telah menyebabkan 160 jiwa penduduk mengungsi dan dua gampong di Kecamatan Ketambe terjadi bencana erosi/tanah longsor yang menyebabkan terhambatnya jalur transportasi antara Kutacane dengan Blangkejeren.

"Lalu catatan YEL, kembali terjadi banjir bandang pada hari Jum’at (29/3) yang berasal dari Daerah Aliran Sungai (DAS) Singkil dengan lokasi terdampak di Gampong Lawe Kinga, Kecamatan Lawe Bulan, Aceh Tenggara," pungkasnya.

Reporter: Teuku Dedi

 

790