Home Gaya Hidup Pulau Biawak Didorong Menjadi Objek Wisata Unggulan Jawa Barat

Pulau Biawak Didorong Menjadi Objek Wisata Unggulan Jawa Barat

Bandung, Gatra.com - Pulau Biawak di Kabupaten Indramayu dinilai memiliki ekosistem alam yaang berpotensi menjadi tempat wisata unggulan. Bahkan, menjadi destinasi wisata bertaraf internasional.

Selain menjadi habitat ratusan biawak, pulau yang memiliki luas 150 hektare tersebut memiliki kondisi alam yang didominasi oleh mangrove, sekitar 80%. Adapun sekitar 20% merupakan perpaduan hutan dan pantai. Nilai plus lainnya dari pulai ini adalah kondisi terumbu karang yang masih terjaga. Hal ini dapat menjadikan Pulau Biawak sebagai kawasan wisata minat khusus berupa diving (menyelam).

Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Jawa Barat mengatakan, pembenahan sektor infrastruktur harus dilakukan untuk mewujudkan hal tersebut.

"Dengan semua potensi itu, tentu ini sangat bisa kami akselerasi promosinya sampai tingkat nasional hingga internasional," ujar Dedi di Kota Bandung, Selasa (23/4).

Dia melihat para wisatawan pun sejauh ini kerap datang ke Pulau Biawak. Pengunjung kebanyakan warga Indramayu dan sekitarnya, seperti Cirebon dan Kuningan. Namun ada juga dari wilayah Jakarta, sebagian dari Jawa Tengah dan turis asing.

Menurutnya, bila potensinya dapat dimaksimalkan, tentu akan menjadikan semakin banyak turis yang menyambangi Pulau Biawak. Guna merealisasikan akselerasi kunjungan, ada beberapa hal yang mesti dibenahi. Terutama perbaikan aksesibilitas dan fasilitas penunjang.

"Dalam kunjungan saya ke sana (Pulau Biawak) kemarin itu ada beberapa hal yang jadi catatan. Jarak tempuh bagi pengunjung itu menyebrang sepanjang 40 km. Kalau menggunakan perahu biasa 4 jam, kalau menggunakan speedboat 1,5 jam," katanya.

Untuk mendorong Pulau Biawak menjadi destinasi wisata kelas internasional, kata dia, pranata infrastruktur sarana transportasi harus ditambah dengan kapal yang daya tampung yang banyak. Selain itu, perbaikan pun berlaku untuk trestle atau tempat berlabuh kapal.

Di dalam pulau, Dedi menyoroti kualitas homestay dan sarana penunjang bagi wisatawan, seperti jalan setapak maupun papan informasi.

"Kapal yang besar tidak bisa langsung berlabuh. Harus dibangun tambatan perahu. Homestaynya perlu diperbaiki, dan jalan setapak untuk pengunjung juga harus ada," ucapnya.

Pemprov menargetkan pada 2020 sudah dapat dilakukan upaya pembenahan yang oleh Pemprov Jabar, Pemkab Indramayu maupun investor. Saat ini, lanjut Dedi, pihaknya sedang menyusun masterplan perbaikan pulau tersebut.

"Yang jelas, ini kan berhubungan dengan alam. Semua rencana perbaikan fasilitas dan pembenahan sarana di Pulau Biawak akan melibatkan pemerhati lingkungan. Jangan sampai upaya perbaikan justru merusak alam yang di sana," pungkasnya.


Reporter: Risyad Nuradi
Editor: Putri Kartika Utami