Home Ekonomi Antam Bagi-bagi Dividen Rp306,5 Miliar kepada Pemegang Saham

Antam Bagi-bagi Dividen Rp306,5 Miliar kepada Pemegang Saham

Jakarta, Gatra.com – PT Antam Tbk menyetujui pembagian dividen sebesar Rp306,5 miliar atau 35% dari laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk untuk tahun buku 2018.

Hal ini disepakati dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) yang diselenggarakan di Hotel Borobudur, Jakata (24/4).

Dalam laporan keuangan tahun 2018, laba bersih naik sebesar 541% dari Rp136,50 miliar pada 2017 menjadi Rp874,43 miliiar pada 2018.

Direktur Utama PT Antam Arie Prabowo Ariotedjo menyatakan bahwa peningkatan laba bersih tersebut disebabkan oleh kenaikan produksi yang signifikan dan harga yang lebih tinggi.

Naiknya penjualan emas mendorong naiknya laba bersih perusahaan. “Penjualan emas pada tahun 2018 naik sebesar 100% menjadi Rp. 9 triliun” ungkap Arie.

Selain emas, penjualan bijih nikel dan ferronikel turut menyumbang peningkatan penjualan secara signifikan. Arie menyebut, harga tahun 2018 lebih bagus dibandingkan 2017.

Kenaikan harga didorong oleh peningkatan harga feronikel dan emas pongkor. Pada tahun 2017, rata-rata harga feronikel dan emas pongkor masing-masing sebesar US$ 4,91/pon dan US$ 1.293,38/troy ons.

Sedangkan pada 2018, rata-rata harga feronikel dan emas pongkor masing-masing sebesar US$ 6,24/pon dan US$ 1.309,30/troy ons. “Penjualan ferronikel naik sebesar Rp1,4 triliun dan bijih nikel naik sebesar Rp1,6 tiriliun,” ujar Arie.

Direktur Keuangan PT Antam Dimas Wikan Pramudito menjelaskan bahwa peningkatan laba bersih disebabkan oleh peningkatan produksi dan penurunan biaya produksi. “Produksi (bahan tambang) mengalami tren peningkatan” ujar Dimas.

Terkait penurunan biaya produksi, Dimas mencontohkan bijih nikel. “Kenapa bisa turun? Dengan adanya katalis yaitu ekspor dan penjualan domestik, unit costnya jadi lebih rendah karena volume yang diproduksi besar,” ungkap Dimas.

Selain itu, kata Dimas, pihaknya melakukan kontrol biaya melalui kebijakan interest rate swap (IRS) berupa pinjaman dalam bentuk dolar. “Pada 2018, The Fed empat kali menaikkan suku bunga, kami melakukan IRS pada kuartal 1. Dari situ (pengaruh) interest rate dapat diminimalisir” ujar Dimas.

Antam juga menekan biaya produksi melalui optimalisasi biaya asuransi dan logistik. Dimas menambahkan komposisi produksi terdiri dari 60% emas dan kelompoknya, termasuk jasa; 30% dari ferro nikel dan bijih; dan 10% dar pendapatan lainnya termasuk bauksit.


Reporter : Syah Deva Ammurabi

Editor: Hendry Roris Sianturi