Home Ekonomi Riset Keragaman Etnis Indonesia secara Demografis Minim Informasi

Riset Keragaman Etnis Indonesia secara Demografis Minim Informasi

Jakarta, Gatra.com - Banyak masyarakat Indonesia yang tidak dapat mengidentifikasikan suku bangsanya sendiri karena banyaknya faktor yang memengaruhi. Di antaranya perpindahan penduduk, pernikahan antarsuku, ataupun interaksi lintas kultur dengan tingkat intensitas tinggi. 

Evy Nurvidya Arifin, salah satu pengajar di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (FEB UI) menyatakan bahwa data resmi tentang suku bangsa pertama kali di Indonesia ialah pada tahun 1930. Setelah itu tidak ada lagi yang melakukan sensus suku bangsa terutama pada orde baru, di mana suku bangsa, agama, ras, antar golongan dilarang untuk dibahas demi alasan pembangunan bangsa pada saat ini.

Pada tahun 1930, suku terbesar di Indonesia adalah Jawa, disusul oleh Sunda. Namun berbeda ketika melihatnya di skala daerah, gambaran ini pun dapat berubah.

“Jadi memahami etnisitas itu tidak dapat disamakan. Ketika kita melihatnya memakai kacamata nasional, dapat berubah secara drastis ketika kita melihatnya dari kacamata daerah provinsi atau kabupaten,” kata Evy.

Lalu pada tahun 2000, akhirnya BPS diizinkan untuk mengumpulkan informasi tentang suku bangsa. Padahal sebelumnya informasi tentang suku bangsa hanya dihadirkan oleh peneliti asing dan juga dengan pendekatan yang spesifik, seperti antropologi atau sosiologi dan juga dalam lingkup yang kecil dan terbatas. Artinya, baru setelah 70 tahun, Indonesia memiliki data sensus terbaru terkait suku bangsa.

“Implikasinya adalah karena kita tidak tahu siapa jatidiri kita dalam suku bangsa dan tidak pula disiapkan fasilitas untuk mempelajarinya. Padahal ini sangat penting untuk kita pelajari, tapi memang infonya minim,” ujar Evy.

Data pada tahun 2000, ada sekitar 1.300 kategori suku bangsa di Indonesia yang berhasil dikumpulkan oleh BPS. Pada tahun 2010, sensus terkait suku bangsa juga kembali dilakukan dengan melakukan pengklasifikasian baru dari suku bangsa.

Perlu diketahui juga bahwa etnisitas di Indonesia adalah bagian penting dari perekonomian. “Ketika kita datang ke suatu daerah di Indonesia, biasanya yang kita cari adalah ciri khas daerah tersebut. Contohnya ketika ke Jogja, ada gudeg jogja. Pekalongan dengan batiknya. Kan itu yang ciri khas itu yang dicari wisatawan,” ujar Evy.

4172