Home Kesehatan Tenaga Kesehatan Perlu Berikan Pelayanan yang Komprehensif

Tenaga Kesehatan Perlu Berikan Pelayanan yang Komprehensif

Kupang, Gatra.com - Menteri Kesehatan, Nilla Djuwita Faried A. Moeloek meminta para petugas kesehatan untuk memberikan pelayanan yang komprehensif kepada masyarakat. 

Tidak hanya fokus pada upaya kuratif tetapi juga menggalakan upaya promotif dan preventif. Petugas kesehatan di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT)  punya tanggung jawab untuk tingkatkan sumberdaya manusia masyarakat NTT.

“Masyarakat harus mendapatkan pelayanan yang komprehensif dan holistik. Mulai dari promotif preventif sampai kuratif. Total, keseluruhannya. Betul kalau ada yang sakit, kita obati. Tapi sebelum sakit, mari kita edukasi, kita mencegah, meneguhkan secara dini,”kata Nilla dalam arahannya pada kegiatan Rapat Kerja Kesehatan Daerah (Rakerkesda) Provinsi NTT Tahun 2019 di Hotel Aston, Kupang Kamis (25/4).

Menurut Nilla, petugas kesehatan harus memberikan pelayanan yang sesuai dengan kebutuhan. Harus efisien dalam manajemen, tepat memberikan diagnosis dan obat. Konsekuensinya biaya dapat dijaga.

Menurutnya, secara umum dengan adanya Jaminan Kesehatan Nasional (JKN), uang yang dikeluarkan masyarakat untuk urusan kesehatan juga semakin berkurang dari 53% turun ke 31% di tahun 2016. Sampai sekarang, jumlah penduduk yang sudah dijangkau oleh JKN adalah sekitar 218 juta jiwa.

“Tahun ini pemerintah membayarkan premi  bagi 96,8 juta jiwa untuk PBI (Penerima Bantuan Iuran), sementara tahun depan naik menjadi 107 juta jiwa. Jadi sebenarnya tidak gratis, mereka sudah dibayarkan oleh pemerintah. Karenanya, saya minta pelayanan kesehatan tidak ada bedanya bagi setiap anggota masyarakat,” ungkap Nilla.

Dia meminta dan memotivasi tenaga serta dinas  kesehatan untuk menegakkan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (Germas). Ini memang bukan tugas mudah karena mengubah prilaku. Tapi harus dilakukan. 

Germas juga berkaitan dengan sinergisitas dengan kementerian dan lembaga lainnya.  “Tidak mungkin  mengatakan anak ini akan cerdas kalau tidak ada upaya kesehatan di sekolah, sarapan pagi atau tidak, bagaiman ia menjaga kebersihan kalau airnya tidak ada,” katanya. 

Lebih lanjut, Nilla Moeloek meminta tenaga kesehatan untuk memberikan pelayanan dengan tulus. Jangan menunggu orang sakit, berikan selalu edukasi. 

Jangan pernah mengharapkan banyak orang sakit. Juga tidak boleh bangga kalau pasien banyak. Masyarakat datang bukan untuk berobat karena sakit tapi untuk menjaga kesehatannya. Itu yang mesti kita lakukan. 

“Jangan takut rumah sakit akan sepi nantinya. Tidak. Kalau pasien sudah didiagnose hipertensi, pasti patuh datang ke rumah sakit sebulan sekali untuk cek. Juga berobat tapi bukan untuk mengobati sakit. Melainkan untuk menngontrol dan menjaga kesehatan,” jelas Nilla Moeloek.

Sementara itu, Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat dalam sambutannya mengingatkan tenaga kesehatan untuk bekerja dengan hati. Sebagai pelayan publik yang berkaitan langsung dengan kehidupan manusia, dokter, perawat, bidan dan suster harus punya kepedulian yang tinggi. 

“Orang kesehatan punya peluang besar masuk surga dibandingkan dengan (profesi) yang lain asal saja punya kepedulian. Apalagi kalau bisa sembuhkan orang sakit pasti pahalanya besar. Saya lihat di NTT tingkat kecerdasan manusianya hebat,dokter-dokter dan tenaga kesehatannya hebat, tapi tidak mau bekerja lebih hebat, tidak mau mempersembahkan diri lebih hebat,” katanya. 

Menurut Gubernur, masalah utama yang terjadi di NTT terkait pelayanan publik bukan masalah kognitif tetap afektif. Masalahnya pada hati. Di dalam menjalankan tugas sebagai pelayan publik, tenaga kesehatan harus sungguh bekerja dengan hati. 

“NTT miskin karena pelayan publiknya kurang melayani. Kalau kita punya semangat berkorban dengan sungguh, NTT pasti akan bangkit menuju sejahtera,” tegas Gubernur Viktor. 

Antonius Un Taolin