Home Teknologi Agar tidak Punah, 40 Ekor Curik Bali yang dilepasliarkan Terpasang Chip

Agar tidak Punah, 40 Ekor Curik Bali yang dilepasliarkan Terpasang Chip

Bali, Gatra.com - Sebagai upaya menjaga kelestarian Curik Bali, salah satu Lembaga Konservasi (LK) di Bali, Bali Safari ,melepasliarkan sebanyak 40 ekor Curik Bali (Leucopsar rothschildi). Jenis burung ini hanya ditemukan di Pulau Bali (endemik).
 
Saat ini Curik Bali sedang menghadapi ancaman kepunahan di alam akibat kerusakan habitat.
 
"Upaya peningkatan populasi Curik Bali di alam melalui pelepasliaran telah dilaksanakan berulang kali. Akan tetapi, upaya tersebut belum menunjukkan peningkatan jumlah yang signifikan. Maka dari itu, kami melakukan pelepasliaran yang dilakukan pada saat ini disini," jelas Direksi Taman Safari Indonsia yang juga menjabat sebagai Ketua APCB ( Asosiasi Pelestarian Curik Bali), Tonni Sumampau, Jumat,(26/4) di Desa Lebih, Kabupaten Gianyar, Bali.
 
Menurut dirinya, adapun tantangan utama dalam pelepasliaran bukan saja berkaitan dengan daya dukung habitat yang rendah. Akan tetapi, bagaimana meningkatakan daya adaptasi Curik Bali terhadap habitatnya.
 
"Ini benar-benar menjadi Pekerjaan Rumah (PR) yang tidak mudah. Hal ini karena, program pengembangbiakan Curik Bali yang selama ini berjalan masih merujuk pada kuantitas belum mencapai kualitas individu," ujarnya.
 
Tonni mengatakan, pelepasliaran di kawasan Lembaga Konservasi di Bali Safari dilakukan karena, telah melalui kajian habitat sebelumnya. Di dalam kawasan Bali Safari, ditemukan ada 38 spesis burung dari 19 famili.
 
"Kawasan ini memiliki daya dukung yang baik bagi perkembang biakan Curik Bali kedepanya," sebutnya.
 
Ditambahkan, dalam pelepasliaran 40 Curik Bali dengan jenis kelamin lebih mendominasi betina daripada jantan. Tonni mengatakan, di badan burung-burung yang dilepasliarkan telah terpasang Mikro Chip.
 
Jika ada orang menangkap, nantinya akan ketahuan diposisi mana burung tersebut berada. "Dan juga, di chip tersebut juga telah terdapat data-data dari masing-masing burung yang dilepasliarkan tersebut," ujarnya.

Reporter: A.A. Gede Agung
Editor: Hendry Roris Sianturi