Home Internasional Australia Berencana Membunuh Jutaan Kucing Liar

Australia Berencana Membunuh Jutaan Kucing Liar

Canberra, Gatra.com - Pemerintah Australia berencana untuk membunuh jutaan kucing liar. Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk melindungi spesies lainnya.

Menurut penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Biological Conservation pada tahun 2017, kucing liar telah membunuh 337 juta burung dan 649 juta reptil setiap tahun di Australia. Selain itu, kucing liar juga telah mengusir sekitar 20 spesies mamalia hingga punah.

"Kita harus memutuskan pilihan untuk menyelamatkan hewan yang kita cintai,” kata National Commissioner of Threatened Species, Gregory Andrews, seperti dikutip The Independent, Jumat (26/4).

Pemerintah Australia menargetkan akan membunuh sekitar 2 juta kucing di tahun 2020. Upaya tersebut dilakukan dengan memberi sosis beracun kepada kucing liar.

Pendistribusian sosis beracun itu dilakukan dengan menggunakan pesawat yang menjatuhkan 50 sosis di setiap daerah – daerah di mana kucing liar bebas berkeliaran. Pemerintah juga membuat perangkap dan menembak kucing liar.

Menurut Dave Algar, seorang Dokter yang membantu mengembangkan resep sosis beracun, kucing akan mati dalam waktu 15 menit setelah memakannya. Sosis itu dibuat dengan daging kangguru, lemak, ayam, rempah – rempah, dan racun.

Sebelum menambahkan racun, ia menguji rasanya terlebih dahulu dengan memberi makan kucingnya. Dave memastikan sosis beracun itu memiliki rasa yang enak.

"Mereka harus merasa enak. Itu adalah makanan terakhir kucing,” kata Dave.

Mengetahui rencana pembunuhan terhadap kucing liar tersebut, Australia mendapat kecaman internasional. Lebih dari 160.000 orang telah menandatangani petisi online yang menyerukan Australia untuk membatalkan rencana tersebut.

Seorang aktivis hak binatang dari Prancis, Brigette Bardot, menulis surat yang meminta pemerintah Australia untuk menghentikan pembunuhan masal pada hewan. Penyanyi asal Inggris, Morissey juga turut menanggapinya. “Idiot menguasai bumi,” kata Morissey.

Selain itu, Australia juga mendapat kecaman dari beberapa ahli konservasi yang berpendapat bahwa pemerintah terlalu fokus pada kucing. Mereka berpendapat bahwa pemerintah juga harus mengatasi faktor-faktor lain yang mengurangi keanekaragaman hayati seperti ekspansi kota, penebangan dan pertambangan.

"Kita juga perlu melihat pendekatan yang lebih holistik dan mengatasi semua ancaman terhadap keanekaragaman hayati,” kata Ahli Ekologi Konservasi dari Deakin University di Australia, Tim Doherty.

Australia bukanlah satu-satunya negara yang berfokus pada pengurangan populasi kucing. New Zeland juga menargetkan akan menghilangkan kucing domestik dengan melarang masyarakatnya memiliki kucing.


 

 

2558