Home Milenial Dari Ingkung Sampai Cokelat, Cicipi Kuliner Khas Milenial Gunungkidul

Dari Ingkung Sampai Cokelat, Cicipi Kuliner Khas Milenial Gunungkidul

Gunungkidul, Gatra.com - Keindahan alam selama ini menjadi magnet Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, untuk menarik wisatawan berkunjung.

Daerah dengan kondisi geografi mayoritas berupa pegunungan karst, hingga dinobatkan sebagai sebagai bagian geopark Gunungsewu ini, juga mempunyai potensi lain.

Potensi itu berupa hasil-hasil bumi dan kuliner tradisional yang kini dikembangkan oleh anak-anak muda atau kaum milenial.

Melalui ajang perdana "Gunungkidul Tourism Festival 2019" potensi wisata kuliner itu diperkenalkan.

Festival ini digelar di kawasan wisata embung Nglanggeran, Kecamatan Patuk, Sabtu (27/4), situs geopark yang menjadi objek wisata populer di Gunungkidul.

Salah satu suguhan disajikan oleh Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Kampung Emas, dari Padukuhan Plumbungan, Kelurahan Putat, Kecamatan Patuk.

Kampung Emas--singkatan dari elok, mandiri, aspiratif, sejahtera--menawarkan kuliner "Berkat Dalem".

"Kami baru dibuka 2013 lalu. Selain wisata alam area persawahan, kami menonjolkan kuliner Berkat Dalem. Makanan yang biasa disajikan untuk kenduri," kata anggota Pokdarwis Kampung Emas, Erma Kurniawati, 30 tahun, kepada Gatracom, Sabtu (27/4).

Erma mengatakan, kuliner Berkat Dalem ini berisi ingkung ayam utuh, nasi gurih, dan berbagai uba rampe atau makanan pendamping seperti tempe, sambal, lalapan sayur, sampai oseng.

Wisatawan yang datang ke Kampung Emas bisa menikmati kuliner Berkat Dalem ini dengan suasana desa di gubug di tengah sawah.

"Harga paling murah Rp175 ribu, untuk 4 sampai 5 orang," ucapnya.

Kalangan milenial lain yang memasarkan produknya adalah Dewi Fatmawati. Dewi dari kawasan wisata embung dan kebun buah Nglanggeran, Kelurahan Nglanggeran, Kecamatan Patuk.

"Kami punya olahan cokelat. Dari cokelat bubuk asli, produk susu etawa, dan susu etawa cokelat, serta berbagai produk oleh-oleh berbahan cokelat," kata Dewi yang berumur 25 tahun ini.

Bahan dasar cokelat didapatkan dari perkebunan kakao milik warga sekitar. Jika datang langsung ke desa tersebut, wisatawan berkesempatan melihat cara pengolahan cokelat.

Namun jika belum ada waktu untuk datang, penikmat cokelat dapat memesan secara online di Instagram @chogerttp atau Facebook di akun Coklat TTP Nglanggeran.

"Kami memasarkan melakukannya online. Konsumennya sudah sampai ke Malaysia," kata Dewi.

Ketua Pokdarwis Desa Wisata Nglanggeran, Kecamatan Patuk, Mursidi mengatakan, ajang Gunungkidul Tourism Festival 2019 ini untuk memperkenalkan potensi wisata lokal.

"Dari mulai kuliner sampai cinderamata yang khas Gunungkidul," katanya.

Ada sekitar 60 lapak yang disediakan untuk Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). Target pengunjung acara selama satu hari ini 2.500 orang.

"Acara akan ditutup dengan festival jazz malam nanti," pungkasnya.

 

Reporter: Ridho Hidayat

1084