Jakarta, Gatra.com - Hari ini, 3 bus elektrik resmi dioperasikan untuk uji coba di Jakarta. Direktur Utama Trans Jakarta, Agung Wicaksono menjelaskan, bus tersebut buatan 2 perusahaan yang berbeda. Produsen pertama, berasal dari perusahaan internasional, BYD. Sedikitnya 16 ribu bus listrik sudah dilahirkan di pabrik ini dan digunakan oleh berbagai negara. Sedangkan produsen kedua berasal dari Mobil Anak Bangsa (MAB). Produk buatan pabrikan lokal.

"Selain menginginkan kualitas terbaik, kami juga mendukung pengembangan industri dalam negeri yang memenuhi standar yang sudah ditetapkan," jelas Agung di Balai Kota, Jakarta, Senin (29/4).

Agung juga menjelaskan keunggulan bus tersebut, yakni bisa menyala tanpa suara dan yang paling penting tanpa emisi. Selain keunggulan teknis, Agung menyebut perhitungan sisi ekonominya juga baik.

"Bus listrik secara garis besar tanpa emisi, tanpa suara, tapi juga secara operasional kami bisa mengetahui seberapa ekonomisnya dalam jangka panjang," paparnya.

Ia membeberkan bahwa pembelian bus tersebut cukup mahal dibandingkan bus Trans Jakarta pada umumnya. Namun, jika dikalkulasikan untuk masa mendatang, maka biaya operasional bus ini akan jauh lebih murah.

Agung menerangkan bahwa Trans Jakarta tidak akan memiliki bus ini karena akan dimiliki dan dioperasikan oleh 5 perusahaan operator. Berdasarkan hasil perjanjian kesepakatan, nantinya Trans Jakarta akan membayar layanannya.

"Ini seperti skema Jak Lingko yang sudah berjalan, di mana kita membayar rupiah per kilometer. Dan tentunya rupiah per kilometer ini akan berbeda dibandingkan BBM. Kita perlu lakukan uji coba. Hari ini baru pra-uji coba," pungkasnya.