Paris, Gatra.com - Polisi menembakkan gas air mata ke arah massa yang protes saat memperingati hari buruh sedunia di Paris. Tahun ini aksi dilakukan oleh dua kelompok yakni, kelompok rompi kuning dan kelompok yang berartribut serba hitam yang disebut dengan “black blocks”.

Tembakan gas air mata dilepaskan setelah sejumlah massa memukuli jendela pertokan dan melempari polisi. Sejumlah 380 orang dilaporkan telah ditangkap dan 38 orang mengalami luka-luka, termasuk 14 anggota kepolisian.

Kerusuhan tersebut memaksa ketua dari serikat buruh Prancis, Philipe Martinez, untuk mundur sementara. Dilansir dari BBC, Martinez mengatakan bahwa polisi menyerang serikat buruh, sementara saksi lainnya mengatakan bahwa black block yang menyerang aksi serikat.

Sementara itu, polisi mengatakan bahwa para serikat tidak pernah menjadi target, mereka hanya menjalankan misi untuk melawan para penjahat kriminal. Polisi Nasional Prancis mencuitkan pesan di twitter bahwa mereka menjamin hak warga untuk mengekpresikan pendapat, dan meminta unjuk rasa secara damai serta melepaskan diri dari kelompok yang melakukan kekerasan.

Menjelang sore, Kementerian Dalam Negeri Prancis mengatakan bahwa lebih dari 150 ribu demonstran telah turun ke jalan di seluruh negeri, dan setidaknya 16 ribu di antaranya berada di Paris. Sementara itu, estimasi dari berbagai media jusru di Paris ada sekitar 40 ribu demonstran. Dengan jumlah massa sebanyak itu, berarti telah terjadi peningkatan yang signifikan dari perkiraan tahun lalu.

Tapi sebagian besar demonstran tidak melakukan kekerasan dan bentrokan dengan polisi terjadi di lokasi-lokasi yang terisolasi. Para demonstran banyak yang bergabung dengan gerakan rompi kuning, yang telah melakukan protes selama berbulan-bulan setiap akhir pekan. Gerakan ini didasari atas ketidakpuasan atas keputusan Presiden Prancis, Emmanuel Macron yang telah membuat berbagai rangkaian kebijakan, salah satunya mengenai pemotongan pajak.