Home Gaya Hidup Pernah Senasib, Wabup Flores Timur Berbagi Pengalaman dengan Buruh

Pernah Senasib, Wabup Flores Timur Berbagi Pengalaman dengan Buruh

Kupang, Gatra.com - Wakil Bupati Flores Timur, Agus Payong Boli mengatakan setiap peringatan hari buruh (May Day), 1 Mei selalu jadi momentum untuk mengenang nasibnya. Maklum orang no dua di Kabupaten Flores Timur ini pernah menjadi buruh kasar di Malaysia setamat SMA. 

“Iya. Setiap peringatan hari buruh 1 Mei saya selalu merenung nasib saya. Maklum saya juga pernah merasakan nasib sebagai seorang buruh kasar di Malaysia setamat SMA. Karena orang tua tidak mampu membiaya kuliah saya sputuskan menjadi buruh kasar di di Malaysia. Upah butuh itu saya tabung. Kemudian kembali ke NTT dan pakai biaya kuliah ,” kata Agus Boli ketika bertemu para buruh saat memperingati Hari Buruh di Pelabuhan Larantuka Flores Timur, Rabu (1/5).  

Kepada para buruh, Wabup Agus Boli mengisahkan nasibnya sebagai buruh kasar setamat SMA. Kemudian kembali ke NTT dan kuliah hingga menjadi Wakil Bupati Flores Timur. “Kami ini ada 11 bersaudara. Orang tua tidak mampu biaya kuliah. Terpaksa berusaha cari uang menjadi buruh agar bisa kuliah dan berhasil,” kata Agus. 

Dia mengisahkan  saat di Malaysia pertama kali menjadi buruh kasar di Perkebunan Kakao hingga Peternakan  Buaya. “Saya  pernah  jadi buruh kasar di perkebunan kakao, Lahadato, Sabah, Malaysia,” kisah Agus Payong Boli seraya menasihati para buruh agar bekerja serius untuk menghidupi keluarga.  

Wabup melanjutkan, karena upah yang diterima di perkebunan Kakao terlalu kecil lalu pindah bekerja di peternakan buaya di Sandakan.Tetapi karena pekerjaan itu beresiko tinggi terhadap nyawa akhirnya pindah. 

"Kemudian saya cari kerja lain di  perusahan pemotongan kayu di Ulu Kimanis, Kota Kinabalu, Sabah Malaysia Timur,”  ujarnya.
Karena itu kepada para buruh yang memperingati hari buruh di Pelabuhah Larantuka 1 Mei 2019, Wabup Agus Payong Boli meminta agar mensyukuri profesi yang ada.  

“Kepada saudara-saudara saya para buruh, mari kita syukuri hidup ini. Kita harus kerja keras untuk mengubah  masa depan generasi kita. Supaya generasi kita ke depan tidak lagi hidup miskin lagi,” ajaknya. 

Dia menyebutkan penghasilan seorang buruh terlalu kecil namun profesi itu sangat mulia jika dikelola dengan baik. “Penghasilan kita sebagai buruh kecil. Karena itu perlu diatur untuk menyimpan sebagian untuk biaya pendidikan anak. 

“Setiap bulan cicil simpan sedikit-sedikit untuk  biaya kuliah anak. Upayakan menyimpan uangnya di koperasi untuk masa depan keluarga dan masa depan/sekolah anak. Selain itu harus juga ikut juga asuransi jiwa, asuransi kesehatan supaya hidup lebih baik,” ujar Agus. 

Antonius Un Taolin