Home Ekonomi Perkebunan Kopi Papua dan Tantangan yang Dihadapi

Perkebunan Kopi Papua dan Tantangan yang Dihadapi

Jakarta, Gatra.com – Perkebunan kopi di kabupaten Dogiyai, Paniai, dan Deiyai merupakan penghasil biji kopi terbaik dari Papua. Perkebunan yang terletak di dataran tinggi tersebut memiliki struktur tanah vulkanik yang sangat cocok sebagai media untuk menghasilkan produk biji kopi berkualitas.

Namun kini, para petani kopi di Papua harus bersaing dengan perkebunan kelapa sawit. Metode pembukaan lahan dengan menebang hutan dinilai sangat merugikan dari segi lingkungan. Hal ini disebabkan karena perkebunan kelapa sawit yang dinilai eksklusif karena tidak bisa berdampingan dengan tanaman lain.

Albert Yomo, perwakilan dari Bentara Papua dalam acara Istimewanya Kopi Papua yang diselenggarakan di salah satu Kedai Kopi di Jakarta mengatakan “Kerugian pembukaan lahan besar-besaran di Papua tidak sebanding dengan pendapatan ekonomi yang didapat.”

Dalam mengajak masyarakat untuk membudidayakan biji kopi di Papua, Albert mengatakan bahwa masyarakat cenderung lebih mempercayai model/contoh yang sudah ada. Maka dari itu, Albert mempraktekkan dengan membuka sebuah kebun kecil berukuran 20x20 dari basecamp Bentara Papua. Setelah melihat hasil yang memuaskan, masyarakat baru percaya untuk membudidayakan biji kopi di Papua.

Hanok Herison, Master Trainer Kopi Arabika Nasional juga menambahkan “Kita harus mengembangkan potensi anak muda. Paniai, Dogiyai, dan Deiyai memiliki setidaknya 14 ribu lulusan sarjana, tetapi fokusnya ingin jadi PNS dan semua ingin jadi Caleg.” dalam acara tersebut. Hanok menilai, generasi muda Papua harus memiliki jiwa berbisnis untuk mengembangkan produk ini. Hal ini menjadi tantangan dalam menumbuhkan jiwa berbisnis pada generasi muda Papua.

“Anak muda seharusnya tidak boleh terlibat di politik, harus bisa bekerja keras dari kecil," kata Hengki Keiya, salah satu petani kopi dari Dogiyai menambahkan statement Hanok.

Saat ini, dari tiga kabupaten baru satu kabupaten yang mulai fokus dalam mengembangkan produk biji kopi ini. Bupati Paniai tertarik untuk menggunakan dana desa untuk para petani kopi. Bupati Deiai dikatakan juga ingin mengembangkan produk kopi untuk kedepannya.

 

1963