Home Ekonomi Sebanyak 75% Konsumen Menolak Kenaikan Tarif Ojol

Sebanyak 75% Konsumen Menolak Kenaikan Tarif Ojol

Jakarta, Gatra.com - Sebesar 75% konsumen ojek online menolak kenaikan tarif di seluruh zona I (Jawa, non-Jabodetabek, Bali, dan Sumatera), II (Jabodetabek), serta III (wilayah sisanya yang berada di Indonesia Timur). Penolakan paling besar terjadi di wilayah Jabodetabek.

“Ada konsumen yang sama sekali tidak mau membayar tambahan. Ada pula konsumen yang mau membayar, tapi ada toleransi. Batas toleransinya Rp5200. Jadi kita lihat gabungan dari keduanya secara nasional itu 75%," jelas Ketua Tim Peneliti dan Ekonom Universitas Airlangga, Rumayya Batubara di Jakarta, Senin (6/5).

Berdasarkan data dari Research Institut of Sosio Economic Development (RISED), konsumen setidaknya harus membayar Rp4000-11.000/ hari untuk zona I, Rp6000-15.000 untuk zona II, dan Rp5000-12.000 untuk zona III. Sedangkan kenyataannya, konsumen hanya bersedia mengeluarkan maksimal rata-rata biaya tambahan sebesar Rp5.200/hari untuk wilayah Jabodetabek dan Rp4.900/hari untuk wilayah non-Jabodetabek.

Baca Juga: Uji Coba Tarif, Gojek Akui Ada Penurunan Permintaan Order

Dikarenakan pengeluaran kenaikan lebih besar dari kesediaan konsumen untuk membayar, maka persentase konsumen yang menolak pengeluran tambahan akibat kenaikan tarif pun tinggi. Jumlah menolak pada zona I sebesar 67%, zona II sebesar 82%, dan zona III sebesar 66%.

"Hal ini tentunya dapat memicu konsumen untuk beralih ke moda transportasi umum lainnya," imbuh Ekonom Universitas Indonesia, Dr. Fithra Faisal.

Pasalnya, alasan utama konsumen menggunakan jasa ojek online karena keterjangkauan tarif yang memiliki presentase sebesar 52,4%. Sisanya sebesar 32.4% dengan alasan bisa pesan kapan saja, 4,3% karena layanan door to door, serta 10,9% untuk alasan lainnya termasuk keamanan.

1166