Home Ekonomi Harga Bawang Putih Masih Tinggi, Pedagang: Yang Tentukan Siapa?

Harga Bawang Putih Masih Tinggi, Pedagang: Yang Tentukan Siapa?

Jakarta, Gatra.com - Meroketnya harga bawang putih tak hanya membuat repot para pembeli, namun juga pedagangnya. Moni, salah satunya. Pedagang di Pasar Induk Kramat Jati ini bercerita bagaimana ia begitu kesulitan menyediakan stok bawang putih untuk pembelinya.

Moni menjelaskan krisis stok bawang putih sudah dimulai sejak 28 April 2019 silam. Selama sepekan, ia mengaku tak bisa menjual bawang putih lagi lantaran stok persediaannya sudah ludes.

"Waktu tanggal 28 April sampai awal Mei, sempat kosong banget. Yang kerja sampai enggak berangkat, kan enggak ada bawangnya. (Mereka) nganggur," ucap Moni kepada Gatra.com di Pasar Induk Kramat Jati, Jakarta Timur, Selasa (7/5).

Baca Juga: Fokus Pengembangan Benih, Pemerintah Mengimpor Bawang Putih

Moni mengaku, kelangkaan bawang putih memang kerap terjadi menjelang bulan Ramadan. Fenomena ini seperti pola yang terus berulang tiap tahunnya. "Memang dari dulu kalau awal puasa sepi pembeli. Entar kalau sudah puasa 2 minggu, baru ramai lagi," jelasnya.

Kini, meski Pemprov DKI Jakarta sudah melakukan operasi pasar dan bazar di beberapa tempat, harga bawang putih masih terhitung tinggi, yakni rata-rata Rp63.867/kg.

Harga bawang putih bonggol yang dijual Moni mencapai Rp36.000 per kilo. Sementara jenis cutting sebesar Rp45.000 per kilo. Moni mengungkapkan belum tahu kapan harga komoditas itu akan stabil seperti harga semula, yakni di kisaran Rp25.000/kg.

"Enggak tahu kapan stabilnya. Itu yang nentuin siapa saya enggak tahu. Itu masalahnya bisa sulit juga, kita kan enggak tahu. Tahunya jual dan barang (sudah) kosong," terang Moni.

Baca Juga: KPPU Usul Impor Bawang Putih tak Pakai Sistem Kuota

Satu sisi, Moni bisa mendapatkan tambahan stok bawang putih hingga 200 karung, yang masing-masing memuat 20kg, setelah operasi pasar digelar. Namun, soal bawang putih subsidi dari pemerintah, pedagang tak bisa mengambil banyak.

"Subsidi tuh ngantre-nya, ampun..ampun. Lama banget! Dapatnya cuma 3 karung. Mana bisa, padahal kita butuh 200 karung. Malah bikin resah aku pikir," paparnya.

141