Jakarta, Gatra.com - Upaya deradikalisasi terhadap paham radikal yang dilakukan pemerintah selama ini sedikit membuahkan hasil. Densus 88 Antiteror masih disibukan dengan berbagai aksi terorisme di tanah air. 

Pengamat Terorisme Al Chaidar menyebut Indonesia harus meniru Singapura memberantas paham radikal. Bukan deradikalisasi, melainkan moderasi terhadap mereka yang terpapar paham radikal. 

"Jadi seseorang itu mengalami radikalisasi ada tahapannya. Ketika masuk ke dalam tahap teroris, mereka dikembalikan dulu ke dalam radikal dan dikembalikan ke tahap fundamentalis dan kembali ke tahap moderat," ungkapnya kepada Gatra.com, Selasa (7/5).

Chaidar mengatakan moderasi merupakan jalan terbaik untuk mengantisipasi munculnya benih-benih teroris. Moderasi mengajarkan keindahan toleransi antar manusia.

"Itu program yang paling mungkin dan rasional untuk dilakukan di Indonesia, kalau deradikalisasi itu enggak bisa, program yang lebih konkrit itu yang dilakukan oleh polisi yaitu penindakan secara keras, preventive strike itu," ujar dia.

Tahap awal moderasi dilakukan di tingkatan komunal, sama sekali tidak memandang agama, suku bangsa, ras maupun partai politik. Namun, menurut Chaidar, hal tersebut tidak mungkin tercapai di karenakan banyaknya perbedaan yang ada di Indonesia.

"Komunal itu betul-betul nggak ada pembedaan suku bangsa, ras dan agama, paling bawah itu fluid ya, itu tahap yang tidak mungkin kita capai," tutupnya.