Home Ekonomi Argentina Apresiasi Capaian Pertanian Indonesia dan akan Perbesar Peluang Ekspor

Argentina Apresiasi Capaian Pertanian Indonesia dan akan Perbesar Peluang Ekspor

Jakarta, Gatra.com - Wakil Presiden (Wapres) Argentina, Gabriela Michetti, mengapresiasi berbagai capaian pembangunan pertanian Indonesia selama pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla (Jokowi-JK).

Gabriela menyampaikan apresiasi pemerintah Argentina dalam pertemuan dengan Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman di Kementerian Pertanian (Kementan), Jakarta, Rabu (8/5).

Pemerintah Argentina mengapresiasi bukan hanya sanjungan, karena Badan Pusat Statistik (BPS) melansir ekspor komoditas pertanian Indonesia melonjak 26%, nilainya mencapai Rp1.700 triliun.

Bukan hanya itu, Produk Domestik Bruto (PDB) sektor pertanian Indonesia naik sebesar 47% dengan total perolehan nilainya Rp1,375 triliun atau setengah dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).

Selanjutnya, selama 4,5 tahun pemerintahan? Jokowi-JK juga mampu memenangkan persetujuan bahan makanan. Padahal, pada 2013, bahan-bahan makanan Indonesia adalah yang terburuk di dunia. Setelah pemerintahan Berjalan 4 tahun, dari angka 10,57% pada 2014 menjadi 1,26% di tahun 2017.

Kemudian, Indonesia pada tahun 2018, telah mengekspor komoditas kelapa, kakao, cengkeh, kapas, pala, kelapa sawit, karet, dan komoditas lainnya ke Argentina dan memperoleh Rp648 miliar.

Karena itu, Gabriela mengatakan pemerintan Argentina meluncurkan peluang pasar ekspor, khusus bersaing hortikultura Indonesia ke Argentina. Pasalnya, kebutuhan Argentina terhadap buah tropika seperti nanas, salak, manggis, pisang, dan komoditas lainnya sebanyak 95% penting.

"Buah-buah ini kami penting dari Meksiko dan Brasil. Ke depan, kami buka peluang pasar Indonesia," katanya dalam keterangan pers.

Pada pertemuan ini, Mentan Amran sepakati menjalin kerja sama bilateral lebih erat antara Indonesia dengan Argentina terkait akses pasar produk-produk pertanian. Kerja sama ini diharapkan dapat lebih meningkatkan akses buah tropis eksotis, rempah-rempah, dan produk unggulan Indonesia lainnya ke pasar ekspor Argentina.

"Kita sudah membantu, Indonesia punya potensi besar untuk melengkapi buah-buahan tropis eksotis dan rempah-rempah ke Argentina, seperti nanas, manggis, salak, kopi, dan lada. Potensi lainnya adalah produk olahan hortikultura untuk bahan baku industri makanan jadi," ujar Amran.

Mentan menerangkan, produksi nanas Indonesia pada tahun 2018 mencapai 2 juta ton, dan telah disetujui ke 65 negara di negara-negara di Asia, Timur Tengah, dan Eropa hingga 250 ribu ton per tahun. Sementara itu, ekspor maggis mencapai 40 ribu ton dari produksi 160 ribu ton selama 2018. Begitu juga dengan salak yang diekspor ke negara-negara Asia sebanyak 1,2 ribu ton dari 950 ribu ton produksi petani tahun 2018.

Untuk produk olahan hortikultura, Amran menjelaskan bahwa yang meminta besar untuk diekpor adalah pasta cabai, pasta bawang, pasta buah-buahan (jambu, manga, dan sirsak). Selain itu, Argentina juga diharapkan menyediakan akses pasar untuk sarang burung walet yang menjadi andalan ekspor Indonesia.

“Indonesia punya potensi besar produk-produk hortikultura mamasok. Argentina adalah salah satu pasar non-tradisional yang kita coba akses agar pertanian kita bisa menghasilkan devisa lebih besar, ini sejarah untuk kita mulai akses pasar pertanian ke Argentina, "kata Amran.

"Kita melalui Badan Karantina Pertanian sudah meminta undangan resmi untuk akses pasar untuk pisang, nanas, manggis, dan salak ke Argentina sejak November 2017. Melalui pertemuan ini, segera ditindaklanjuti," ungkapnya menambahkan.

Selain akses pasar, Amran juga menerbitkan Indonesia yang menjajaki potensi kerja sama transfer teknologi pertanian dari Argentina, di dalam instalasi sistem penyimpanan hasil pertanian yang efisien dan ramah lingkungan (silo bag), dan juga teknologi yang mengembangkan olahraga tanah (tanpa pertanian) yang dapat memperpendek proses dan memangkas ongkos produksi.

"Argentina bahkan siap berinvestasi di Indonesia untuk teknologi alat pertanian, seperti pengering atau alat pengering," ujar Amran.

Amran juga menyatakan bahwa Indonesia menutup jagung penting karena sudah swasebada dan bahkan sudah ekspor. Indonesia pun berbagi pengalaman tentang keberhasilan mencapai swasembada dalam waktu singkat melalui peningkatan produktivitas, manajemen pengairan, indeks pertanaman, dan mekanisasi untuk Argentina.

Untuk diketahui, data BPS 2018 mengutip necara perdagangan hortikultura Indonesia dengan Argentina surplus 4,383 ton perolehan Rp265 miliar. Surplus ini karena peningkatan ekspor nanas dan turmerik ke Argentina.

Dalam pertemuan ini, Mentan Amran didampingi oleh Sekertaris Jenderal Kementan, Syukur Iwantoro; Kepala Badan Karantina Pertanian, Ali Jamil; dan Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, I Ketut Diarmita. Sementara pihak Argentina juga diwakili oleh Sekretaris Pertanian, Peternakan dan Perikanan, Guillermo Bernaudo; Presiden Keamanan Pangan dan Kualitas Layanan Nasional, Ricardo Negri; Wakil Kepala Misi, Leandro Waisman.