Home Internasional Trump Tuding Langgar Perjanjian Dagang, China Balas Dendam

Trump Tuding Langgar Perjanjian Dagang, China Balas Dendam

Washington D.C, Gatra.com - Presiden AS, Donald Trump mengungkapkan bahwa China telah melanggar ‘perjanjian’ dalam kesepakatan perdagangan dan justru meningkatkan permusuhan menjelang negosiasi antara kedua pihak.

Pernyataan ini muncul setelah Beijing mengatakan mereka akan melakukan tindakan pencegahan bila AS menaikkan tarif pada produk China.

Sebelumnya, Trump mengatakan akan menaikkan tarif dua kali lipat atas produk China senilai US$200 miliar setiap Jumat. Meskipun, kedua pihak ini masih akan mengadakan pembicaraan di AS pada Kamis ini.

"Mereka melanggar kesepakatan dan hal tersebut tidak boleh dilakukan sehingga mereka harus membayar. Jika kedua belah pihak tidak membuat kesepakatan, maka tidak ada pihak yang salah dengan menerima lebih dari US$100 miliar setahun," ujar Trump dikutip BBC.

Baru-baru ini, kedua belah pihak tampaknya mendekati kesepakatan untuk mengakhiri perang dagang.

Namun pada hari Minggu lalu, Trump mengungkapkan melalui Twitter bahwa AS akan menaikkan tarif barang-barang China senilai $200 miliar minggu ini, kemudian akan memperkenalkan tarif baru.

Perwakilan Dagang AS Robert Lighthizer kemudian menuduh Cina mundur karena komitmen dalam pembicaraan perdagangan sebelumnya. Meski memberi sinyal kesepakatan dengan Beijing masih terbuka ruang pembicaraan.

Selama ini, tarif adalah pajak yang dibayarkan oleh importir untuk barang-barang asing, sehingga tarif 25% yang dikenakan oleh AS untuk barang-barang Cina akan dibayar oleh perusahaan-perusahaan Amerika.

Nah, akibat eskalasi perang dagang ini, telah menimbulkan gelombang di pasar keuangan.

Indeks Hang Seng misalnya, turun 1,2% dan Shanghai Composite turun 0,8% pada awal perdagangan pada hari Kamis.

Pada jari Jumat, Mr Lighthizer merilis pemberitahuan resmi pada hari Rabu bahwa tarif pada sejumlah besar peralatan listrik, mesin, suku cadang dan furnitur buatan China akan melonjak hingga 25% pada hari Jumat.

Tarif $ 200miliar barang-barang China seharusnya naik menjadi 25% dari 10% pada awal tahun, tetapi itu ditunda karena negosiasi maju.

Nah, jika mereka terus maju, maka China akan melakukan balas dendam.

"Meningkatnya gesekan perdagangan bukan demi kepentingan rakyat kedua negara dan rakyat dunia," kata Kementerian Perdagangan China dalam sebuah pernyataan.

“Pihak China sangat menyesalkan bahwa jika langkah-langkah tarif AS diterapkan, China harus mengambil tindakan balasan yang diperlukan."

Perang tarif ini membuat kedua belah pihak telah mengenakan tarif barang-barang satu sama lain yang bernilai miliaran dolar. Ini pun telah menciptakan ketidakpastian bagi bisnis dan membebani ekonomi secara global.

Dana Moneter Internasional mengatakan eskalasi ketegangan perdagangan AS-Cina adalah salah satu faktor yang berkontribusi pada terjadinya ekspansi global yang melemah secara signifikan di akhir tahun lalu, sehingga terjadi pemangkasan perkiraan pertumbuhan secara global di tahun 2019.

331

KOMENTAR

TINGGALKAN KOMENTAR