Home Politik Aktivis ‘98 Ziarah ke Makam Korban Tragedi Trisakti

Aktivis ‘98 Ziarah ke Makam Korban Tragedi Trisakti

Jakarta, Gatra.com - Puluhan aktivis ‘98 melakukan ziarah ke makam empat korban yaitu Elang Mulya Lesmana, Herry Hartanto, dan Hafidin Royan, Hendriawan Sie yang ditembak dalam tragedi Trisakti.

Ziarah ini juga untuk memperingati serta menghargai perjuangan mereka dalam mendorong Indonesia masuk ke dalam era reformasi. Ziarah dan peringatan tersebut dilaksanakan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Tanah Kusir, Jakarta (12/5).

Dalam ziarah tersebut hadir Kader Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) yang juga merupakan aktivis 98, Adian Napitupulu melakukan sambutan untuk mengenang perjuangan mereka yang telah gugur untuk melawan rezim orde baru pada saat itu.

“Bulan ini bulan yang luar biasa, ada rangkain peristiwa tidak cuma 12 Mei, besok 13 Mei, dan 21 Mei ada ratusan gedung terbakar di Jakarta, terbakar di Surabaya , terbakar di Solo, Medan, dan tempat lainnya. Di Jakarta 13 Mei, 14 Mei, 21 tahun lalau paling tidak ada 1.200 orang meninggal,” ujarnya.

Dalam orasinya, Adian menyampaikan bahwa perjuangan para aktivis yang telah gugur itu membawa dampak kehidupan yang lebih baik saat ini sehingga menurutnya kematian mereka bukan kematian yang sia-sia. Hal itu ditunjukkan dengan lahirnya berbagai macam bentuk kebebasan dalam era reformasi hari ini.

“Ketika buruh berserikat, orang boleh berkumpul mengeluarkan pendapat dengan sebebas-bebasnya, itu sekali lagi menunjukan meninggalnya mereka tidak sia-sia. Ketika lahirnya KPU, dan ada KPK. Lalu juga ada pemilu secara langsung berkali-kali, pilkada langsung di mana-mana, membuktikan bahwa meninggalnya mereka tidak sia-sia,” ujarnya.

Menurut Adian, mereka meninggal untuk sebuah tujuan bersama yang mana berjuang dari ganasnya pemerintahan rezim orde baru. Maka dari itu, dia berharap agar bangsa Indonesia jangan sampai kembali ke dalam pemerintahan serupa.

“Indonesia untuk alasan apapun tidak boleh balik ke zaman di mana nyawa tidak ada harganya, zaman di mana orang tidak bisa bicara, zaman kebebasan dibelenggu sedemikian rupa. Kemarin kita baru menyelesaikan pertarungan yang luar biasa melelahkan untuk memastikan sekali lagi indonesia tidak kembali ke masa lalu,” katanya.

1725