Home Ekonomi Tingkatkan Produksi Migas, SKK Migas Rancang Transformasi Industri

Tingkatkan Produksi Migas, SKK Migas Rancang Transformasi Industri

Surabaya, Gatra.com - Kepala Perwakilan SKK Migas Wilayah Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara (Jabanusa), Nurwahidi, berharap, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya ikut berperan dalam peningkatan produksi minyak dan gas (migas).

Harapan itu disampaikan Nurwahidi guna menyelesaikan ketimpangan antara produksi migas dan konsumsi. Sebab, sejak 2000 produksi migas di Indonesia cenderung mengalami penurunan, sedangkan tingkat konsumsinya justru sebaliknya.

Ia menjelaskan, SKK Migas memiliki wewenang dalam pelaksanaan hulu migas pada penyelenggaraan kegiatan migas di Indonesia. Hulu migas adalah aktivitas eksplorasi dan produksi dari migas, sedangkan hilir adalah kegiatan yang melakukan pengolahan, distribusi, dan pemasarannya.

Karena itu, ia menyatakan bahwa penurunan produksi migas ini menjadi sebuah tantangan yang besar bagi Indonesia dalam pemanfaatan kekayaan Sumber Daya Alam (SDA).

Pasalnya, lanjut dia, dari 128 basins (cekungan) atau tempat yang kemungkinan terdapat hidrokarbon (senyawa penyusun minyak dan gas), hanya terdapat 18 cekungan yang sudah berhasil menghasilkan produk.

Untuk dapat memaksimalkan produksi tersebut, Nurwahidi menyebutkan SKK Migas telah merancang sebuah transformasi industri hulu migas bagi Indonesia. Salah satunya dengan melakukan pengeboran perut bumi hingga sampai ke kedalaman yang lebih besar.

"Namun semakin besar kedalaman yang dicapai, semakin besar pula biaya yang dibutuhkan,” ujarnya saat mengisi kuliah tamu di hadapan para pimpinan dan mahasiswa ITS di Auditorium Gedung Pusat Riset ITS Surabaya, Senin (13/5) sore.

Kemudian, dalam transformasi tersebut juga dijelaskan bahwa dominasi produk nasional akan berpindah yang sebelumnya adalah minyak ke dominasi gas.

Selain hal itu, Nurwahidi menerangkan bahwa sebuah penemuan yang besar sudah dirancangkan pada wilayah Indonesia bagian timur. Harapannya, banyak terdapat berbagai penemuan lapangan yang besar untuk dapat dihasilkan migas pada daerah itu. "Dukungan dari berbagai stakeholder dan seluruh lapisan masyarakat diharapkan dapat membuat pengelolaan industri hulu migas menjadi lebih baik," ujarnya.

Nurwahidi juga berharap akan peran perguruan tinggi agar dapat mencetak generasi penerus yang siap menghadapi tantangan dan mampu menghadapi persaingan global. ”Sumbangsih dari akademisi dalam memberikan solusi terhadap masalah yang terjadi serta melakukan inovasi juga sangat diharapkan,” tegasnya.

Nurwahidi yakin bahwa Tenaga Kerja Indonesia (TKI) semakin berperan dalam industri migas ini. Pasalnya, rasio terhadap jumlah Tenaga Kerja Asing (TKA) tiap tahunnya selalu cenderung mengalami penurunan.

Hal ini, menurut pria kelahiran Sumenep tersebut, menjadi peluang besar bagi lulusan mahasiswa ITS yang berminat bekerja pada sektor hulu migas di Indonesia.

Sementara itu, Rektor ITS Prof Mochamad Ashari menyampaikan bahwa hal ini menjadi kesempatan bagi ITS untuk dapat terjun langsung dalam pembangunan hulu migas di Indonesia, khususnya pada wilayah timur yang sumbernya sungguh luar biasa. “Harapannya, kita menjadi tahu dan lebih peduli terhadap industri hulu migas di Indonesia,” kata Ashari

Selain Nurwahidi, hadir juga dua pembicara, yakni Dharmawan Widihatmoko dari Kangean Energy Indonesia dan Endro Probo dari Saka Indonesia Pangkah Limited (SIPL).

 

Reporter: Abdul Hady JM

Editor: Bernadetta Febriana