Home Ekonomi Lesunya Industri Pengolahan Sumbang Defisit Perdagangan April

Lesunya Industri Pengolahan Sumbang Defisit Perdagangan April

Jakarta, Gatra.com - Anjloknya ekspor produk industri pengolahan menjadi pemicu defisit neraca perdagangan yang mencapai US$2,5 miliar pada April kemarin. Pertumbuhan negatif dari industri pengolahan bersumbangsih besar dalam menurunkan nilai ekspor di bulan April mencapai 13,10% secara year on year.

Nilai ekspor industri pengolahan mengalami penurunan yang cukup dalam pada April kemarin. Secara year on year, nilainya turun hingga 11,82%.

“Ada hubungannya langsung atau nggak, kita nggak meneliti sejauh itu. Tapi, kemungkinan bisa jadi,” ujar Deputi Statistik Distribusi dan Jasa Badan Pusat Statistik (BPS), Yunita Rusanti dalam keterangannya di Jakarta, Kamis (16/5).

Ekspor industri pengolahan merupakan kontributor terbesar yang membentuk total nilai ekspor Indonesia. Porsinya pada April kemarin mencapai 74,77% dari total ekspor pada bulan yang sama dengan nilai US$9,42 miliar.

Melambatnya pertumbuhan industri pengolahan memiliki pengaruh yang besar terhadap kinerja ekspor nasional. Kebijakan industri hingga kini tidak mengalami perubahan berarti sejak beberapa tahun lalu.

“Sekian tahun industri kita ini mandeg,” ujar ekonom Universitas Brawijaya, Candra Fajri Ananda, Kamis (16/5).

Saat ini sulit menemukan industri baru yang bisa berkembang. Hal ini menurutnya merupakan dampak dari kebijakan industri nasional yang berpaku pada kebijakan substitusi impor. Sisa jadi kebijakan itu sudah tidak lagi cocok dengan kebutuhan indonesia saat ini.

Menurutnya seharusnya Indonesia bisa menjadi bagian dari industri dunia. "Misalkan korea bikin mobil. Ya sudah kita sediakan jok nya atau kampas remnya. Jadi menjadi bagian dari itu. Jangan memproduksi mobil," ujar dia.

Meski daya saing nasional dikatakan sempat meningkat, Candra menilai keterbatasan pasar turut memperparah lesunya kinerja ekpor ini.

"Makanya kemarin Kementerian Perdagangan melakukan kerjasama dengan beberapa negara di Amerika Latin jadi memperluas ekspansi pasar, harapannya mungkin itu," kata dia.

239