Home Milenial Akselerasi Ekspor Pertanian, Kementan Cetuskan Agro Gemilang

Akselerasi Ekspor Pertanian, Kementan Cetuskan Agro Gemilang

Jakarta, Gatra.com– Dalam upaya menggenjot ekspor, Kementerian Pertanian sasar pasar milenial. Yakni mengakselerasi ekspor pertanian melalui program Agro Gemilang, yaitu Ayo Galakkan Ekspor Melalui Generasi Milenial Bangsa.

Kepala Badan Karantina Pertanian (Barantan), Ali Jamil menjelaskan bahwa program tersebut terdiri dari empat strategi. Yakni meningkatkan jumlah eksportir, diversifikasi produk, serta peningkatan frekuensi, dan peningkatan volume.

Upaya ini dilakukan sebab data Badan Pusat Statistik menyebutkan bahwa ekspor komoditas pertanian Indonesia selama Januari-April 2019 turun menjadi US$1,04 miliar dibanding periode sama tahun 2018 yang mencapai US$ 1,07 miliar.

 

Pertama, dalam peningkatan jumlah eksportir, Balai Karantina Tanjung Priok menyebut bahwa Tahun 20178 lalu ada tercatat 400 eksportir. “Tahun ini kita upayakan bagaimana caranya agar naik 100%,” ujarnya. Ali mengaku siap memfasilitasi eksportir yang ingin mengirim barangnya ke luar negeri. “Silakan datang ke kantor kami," ia menmbahkan,

Kedua, perihal diversifikasi produk, yaitu bagaimana agar bisa mengarah pada hilirisasi komoditas. “Kalau kirim kelapa bulat, sesungguhnya masih banyak komponen yang bisa disiapkan,” terangnya.

Ia mencontohkan kelapa bulat dapat diolah menjadi sabut kelapa, kelapa parut, arang kelapa, kopra, minyak kelapa, dan sebagainya. “Jangan sampai kita hanya ekspor kelapa bulat saja,” tegasnya.

Ketiga, peningkatan frekuensi. Ia mengharapkan frekuensi pengiriman barang terus ditingkatkan. “Frekuensi meningkat, volume yang diekspor akan bertambah, sehingga nilai ekonomi juga bertambah,” ujarnya.

Keempat, peningkatan volume. Ia menghimbau kepada eksportir untuk meningkatkan volume ekspor. “Kalau saya punya produk, jualnya kemana? Kalau belum ada, kita siapkan protocol ekspornya,” ungkapnya.

Ali menjelaskan bahwa program Agro Gemilang merupakan upaya bimbingan teknis, baik kepada petani (kelompok tani) maupun pelaku usaha pertanian.

Selain itu, Ali juga menyarankan agar para eksportir kreatif mengeksplorasi peluang ekspor. “Satu kilo ketapang kita lepas dari Semarang, daun keringnya dilepas Rp 1 juta per kilo. Padahal, tidak dimanfaatkan secara ekonomis. Ternyata bisa laku,” ujarnya.

Direktur Utama PT Segara Pacific Maju, Isa Sofyan selaku depo bagi komoditas pertanian yang diekspor, menyampaikan apresiasinya tehadap upaya Barantan. “Dengan percepatan layanan karantina pertanian, saat ini hanya memerlukan waktu 2 hingga 5 jam saja,” ujarnya

270