Home Politik Perselisihan Tim Medis dengan Aparat Sering Terjadi di Tempat Konflik

Perselisihan Tim Medis dengan Aparat Sering Terjadi di Tempat Konflik

Jakarta, Gatra.com - Ambulans dan tim medis yang terlibat dalam aksi demo 22 Mei 2019 sebagai langkah penolakan hasil rekapitulasi suara Komisi Pemilihan Umum (KPU), diduga mengalami perlakuan kekerasan oleh pihak aparat dan massa aksi. Meskipun begitu, tim medis tetap bersikap objektif.

"Terlepas mengenai apakah kami khawatir akan kepercayaan aparat terhadap tim medis ketika di lapangan, kami sebagai tim medis akan tetap berpegang teguh pada aksi yang didasari nilai kemanusiaan," ucap Ahli Bedah Orthopedi Relawan Medis Medical Emergency Rescue Committe (MER-C), Joserizal Jurnalis di Gedung MER-C, Senen, Jakarta, Sabtu (25/5).

Joserizal mengatakan pihak medis sudah sering tidak dipercaya oleh sebagian pihak ketika konflik. Joserizal secara pribadi pun sudah sering mendapatkan perlakuan yang represif dari pihak aparat ketika berada di tempat-tempat konflik. Seperti ketika di Aceh pada masa Gerakan Aceh Merdeka (GAM) dahulu dan di Irak ketika masa perang.

"Istri pemimpin GAM pada saat itu dirawat oleh saya, dan pada saat itu saya dikepung oleh militer. Jadi intinya hal seperti itu kami tahu akan tetap terjadi," ucap Joserizal.

Mengenai ambulans dari salah satu partai politik yang membawa batu-batuan untuk digunakan dalam aksi demo kemarin, Joserizal tidak bisa memberi komentar banyak. 

 

186