Home Ekonomi Kekeringan, Gunungkidul Anggarkan Rp530 Juta untuk Pasok Air Bersih

Kekeringan, Gunungkidul Anggarkan Rp530 Juta untuk Pasok Air Bersih

Gunungkidul, Gatra.com - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, alokasikan anggaran sebesar Rp530 juta untuk memasok air bersih selama musim kemarau tahun ini. 
 
"Ada anggaran sebesar Rp530 juta dan tujuh tangki kendaraan untuk mengangkut air bersih yang sudah kami siapkan. Anggaran ini digunakan sampai Oktober nanti, kurang lebih sekitar lima bulan," kata Kepala BPBD Kabupaten Gunungkidul, Edy Basuki, saat dihubungi, Senin (27/5). 
 
Upaya penanggulangan bencana kekeringan ini tengah dalam proses. Edy berkata, BPBD telah berkoordinasi dengan pihak kecamatan dan instansi lain. 
 
Hasilnya, ada sekitar sepuluh kecamatan yang mempunyai anggaran dan armada untuk mengangkut bantuan air bersih. Antara lain Ponjong, Girisubo, Rongkop, Tepus, Tanjung Sari, Panggang, Purwosari, Patuk, dan Gedangsari. 
 
"Dari koordinasi itu ada masukan. Masyarakat sudah mulai mengalami kekurangan air seperti di Kecamatan Girisubo, Rongkop, Tepus, Panggang, dan Purwosari. Warga sudah membeli air," ucapnya. 
 
Kecamatan Girisubo misalnya telah mengajukan permohonan bantuan air bersih. BPBD juga menunggu daerah-daerah lain yang mengajukan bantuan. 
 
"Kami akan memetakan dan menjadwalkan droping air. Kalau bisa empat hari sebelum Lebaran kami droping. Kalau permintaan hanya satu desa di satu kecamatan jadi sulit. Masak hanya didroping di satu titik," cetusnya. 
 
Edy juga mengatakan, BPBD berupaya agar kebutuhan air bersih masyarakat bisa terpenuhi. Untuk itu, BPBD berkoordinasi dengan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) supaya menambah jaringan pipa air. 
 
"Kami berupaya, bagi masyarakat yang tak terjangkau saluran perpipaan air dan yang tak mampu, dengan memberikan droping. Kalau yang mampu, mereka sudah mengantisipasi sendiri," ucapnya. 
 
Salah seorang warga, Ratmin, 56, dari Dusun Ngricik, Desa Melikan, Kecamatan Rongkop, mengaku kesulitan air sejak April lalu. Warga pun membeli air lima ribu liter seharga Rp120 ribu untuk mencukupi kebutuhan selama satu bulan. 
 
Selain membeli, kebutuhan air juga dicukupi dari sumber air di Telaga Bantengdi desa setempat. "Nunggu air telaganya kering dulu. Mungkin Juni nanti. Setelah kering, warga ke belik (mata air) atau sumur kecil di telaga. Airnya malah bagus, bisa untuk konsumsi," ucapnya.
364