Home Olahraga Pintu Kemenangan Olimpiade 2020 Tokyo Terbuka, Ini Cara Agar Zohri Menang

Pintu Kemenangan Olimpiade 2020 Tokyo Terbuka, Ini Cara Agar Zohri Menang

Jakarta, Gatra.com - Pekan lalu (19/5), pelari Lalu Muhammad Zohri telah berhasil meraih kemenangannya di SEIKO Golden Grand Prix 2019, yang dihelat di Osaka. Mengantongi gelar juara III, dengan perolehan waktu 10,03 detik, sprinter 18 tahun itu mampu membuka pintu untuk menuju kejuaraan di Olimpiade Tokyo 2020 mendatang.

Untuk memenangkan kejuaraan bergengsi itu, tentunya banyak hal yang harus dipersiapkan. Dari waktu latihan, pola makan, pola tidur, bahkan sampai pola jajan ada aturannya sendiri. Biasa makan dua piring nasi dengan lauk saja, kini Zohri harus mengubah total kebiasaannya itu. Sayur dan suplemen yang semula tak digemarinya, kini harus jadi menu wajib sehari-hari untuk pria itu.

“Sekarang, makan harus banyak sayur dan proteinnya, karbohidrat paling cuma sedikit,” katanya.

Mengenai latihan, jika pada hari-hari biasa dua kali, saat puasa ini porsinya dikurangi hanya menjadi satu kali saja. Namun, untuk menjaga tubuhnya agar tetap prima, Zohri menambah sendiri porsi latihannya, di kamar, dengan menggunakan matras gulung.

Pengurus Besar Persatuan Atletik Seluruh Indonesia (PB PASI), sebagai lembaga yang menaungi Zohri juga melakuan hal yang terbaik untuk kemenangan atlet mereka. Tidak tanggung-tanggung, untuk mengawasi kesehatan Zohri saja, ada satu tim medis yang berjumlah sepuluh orang.

Dua diantaranya didatangkan khusus dari luar negeri. “Jika kita sudah masuk ke ajang internasional, itu memang harus dilakukan (menyediakan dokter dari luar negeri),” kata Ketua Umum PB PASI, Bob Hasan saat ditemui di Menara Hijau, Jakarta, Senin (27/5).

Tidak hanya kesehatan, fisik Zohri saja yang diawasi, tapi juga kesehatan mentalnya. Dondi, salah seorang anggota dari tim medis Zohri menyarankan agar saat berlari, Zohri melakukannya dengan ringan saja. Artinya, dia harus menikmati larinya. Jangan menjadikan pertandingan yang sedang dijalani sebagai sebuah beban.

Seorang atlet, utamanya atlet lari, akan lebih mudah kehilangan konsentrasi mereka saat ada bebean di pikiran. Walhasil, si pelari nantinya menjadi tidak ‘lepas’ saat berlari. Yang lebih fatal, karena kurang konsentrasi, dia akan kehilangan waktunya, meski hanya beberapa detik.

910