Home Ekonomi PBHMI Dukung Program Revolusioner Mentan Cetak Petani Milenial

PBHMI Dukung Program Revolusioner Mentan Cetak Petani Milenial

Jakarta, Gatra.com - Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam (PBHMI) mendukung langkah revolusioner Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman untuk mempercepat swasembada pangan dan menjadikan sektor pertanian sebagai garda terdepan pertumbuhan ekonomi nasional dengan mencetak petani milenial.

Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) Bidang Kemaritiman dan Agraria PBHMI, Pri Menix Dey dalam acara buka puasa bersama dengan Mentan Amran di Kementerian Pertanian (Kementan), Jakarta, Senin (27/5), menyampaikan, pihaknya mengapresiasi langkah tersebut karena tanpa melibatkan kaum milenial, upaya mewujudkan Indonesia sebagai lumbung pangan dunia akan sulit diwujudkan.

"Pada tahun ini Menteri Pertanian bertekad menciptakan 1 juta petani milenial. Para petani tersebut diharapkan mampu produksi komoditas pertanian yang berorientasi tidak hanya mencukupi kebutuhan dalam negeri tapi harus kuasai pasar ekspor," kata Pri.

Pria lulusan Institut Pertanian Bogor (IPB) ini melanjutkan, upaya Arman tersebut merupakan jalan baru kebangkitan sektor pertanian karena petani milenial bukan hanya bertani, namun juga sebagai pelaku usaha muda.

Pri optimistis program mencetak petani milenial ini dapat segera terwujud karena Kementan pada era pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla (Jokowi-JK) telah membangun modernisasi pertanian dan menerapkan pertanian yang berbasis teknologi yang sangat maju.

Salah satu penerapan teknologi di sektor pertanian adalah petani di perdesaan hingga perbatasan sudah menggunakan alat mesin pertanian (alsintan), mulai dari pratanam, panen, hingga penanganan pascapanen yang sama dengan negara maju.

"Kita bisa lihat, Menteri Pertanian telah mulai membangun digitalisasi pertanian, traktor saja tidak hanya empat roda, tetapi juga sudah ada traktor yang cukup dikendalikan dengan remot kontrol," katanya.

Begitupun dengan mesin panen jagung yang sudah sangat maju sehingga ini menjadi turbo penggerak generasi muda dengan mudahnya memilih jalan menjadi petani sukses.

Pri mengharapkan agar program petani milenial secepatnya terwujud. Untuk itu, perlu mendorong masing-masing daerah memiliki gerakan pengusaha muda pertanian berbasis teknologi pertanian 4.0.

Menurut Pri, program ini sejalan dengan gagasan ekonomi umat sebagai poros baru kebangkitan ekonomi Indonesia guna mengurai secara nyata kemiskinan yang didominasi masyarakat di level perdesaan.

"Nah, untuk memulai mewujudkan gerakan ini, perlu sinergitas PBHMI dengan Kementan untuk membuat preneur camp pengusaha muda pertanian. Dengan kegiatan ini, tidak hanya mengejar peningkatan produksi, tapi juga mendorong petani muda bisa menciptakan nilai tambah dari suatu komoditas pertanian," katanya.

Pri menilai ini merupakan jawaban dari apa yang disampaikan Presiden Jokowi bahwa untuk meningkatkan nilai devisa, harus dipacu kegiatan ekspor. Komoditas pertanian memiliki banyak komoditas bernilai ekonomis tinggi untuk diekspor.

Sementara itu, Mentan Amran dalam sambutannya menyebutkan capaian pembangunan pembangunan selama 4,5 tahun pemerintahan Jokowi-JK, di antaranya berhasil menekan inflasi bahan pangan dari 10,57% di pada 2014 menjadi 1,26% pada 2017.

Dari capaian ini, lanjut Amran dalam keterangan tertulis yang diterima Gatra.com, ada banyak negara yang dilampaui Indonesia, yaitu Jepang, Belanda, Kanada, Jerman. Total ada 12 negara yang dilampaui Indonesia. Amran bertekad untuk segera melampaui pertanian Amerika Serikat (AS).

"Capaian berikutnya di bawah pemerintahan Jokowi-JK, ekspor komoditas pertanian hingga saat ini melonjak 26% dan nilainya mencapai Rp1.700 triliun. Begitu juga PDB sektor pertanian naik 47%, total akumulasi nilainya Rp1.375 triliun atau separuh dari APBN.

"Itu baru kenaikan saja, tapi Indonesia juga meraih peringkat ke-5 dunia PDB sektor pertanian. Ini hasil kerja penyuluh-penyuluh di seluruh Indonesia," ungkapnya.

Oleh karena itu, Amran bertekad agar yang bergerak di sektor pertanian saat ini hingga ke depannya agar tidak lagi diisi hanya dari kalangan petani tua, tetapi harus digerakkan petani milenial.

"Inilah yang disebut regenerasi petani yang sekaligus menjadi pelaku usaha di sektor pertanian," kata Amran.

Menurutnya, generasi muda tidak hanya memiliki semangat, tetapi juga memiliki terobosan yang kekinian menciptakan inovasi dari hulu hingga hilir. Intinya, komoditas pertanian selalu memiliki nilai tambah. Sehingga komoditas pangan bernilai ekspor.