Home Ekonomi TPID NTT Bahas Potensi Inflasi Hari Raya Idul Fitri

TPID NTT Bahas Potensi Inflasi Hari Raya Idul Fitri

Kupang, Gatra.com - Menyabut datangnya hari raya Lebaran, tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), sidak ke beberapa tempat pada Rabu (29/5). Tempat yang dikunjungi antara lain, Pasar Naikoten, Pasar Oeba, Pelabuhan Tenau, Bulog, Gudang Distributor & Bandara El Tari dan dilanjutkan Rapat Koordinasi (Rakor) High Level Meeting (HLM) untuk membahas langkah strategis dalam menghadapi potensi inflasi pada Hari Raya Idul Fitri.

Rapat dipimpin oleh Sekretaris Daerah Provinsi NTT Ben Polo Maing didampingi oleh Kepala Biro Ekonomi dan Kerja Sama Setda Provinsi NTT serta Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia selaku Wakil Ketua TP1D dan dihadiri oleh seluruh Anggota TPID Provinsi NTT.

Dalam sambutanya, Sekretaris Daerah Provnsi NTT Ben Polo Maing menyampaikan apresiasi atas kinerja TPID Provinsi NTT serta menyampaikan optimismenya terhadap kestabilan harga komoditas di Provinsi NTT menjelang Hari Raya Idul Fitri.

“Saya apresiasi kinerja TPID Provinsi NTT yang menjemput bola. Meninjau langsung ke lapangan untuk memantau langsung harga produk kebutuhan pokok. Saya apresiasi kestabilan harga komoditas dipasaran,” kata Ben Polo Maing.

Sementara, Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi NTT Muhamad Syahrial dalam paparannya menyampaikan bahwa hingga bulan April 2019, inflasi Provinsi NTT masih terjaga di level yang cukup rendah.

“Pada bulan April 2019, Provinsi NTT mengalami inflasi sebesar 0,51% (mtm), terutama disebabkan oleh naiknya tarif angkutan udara (administered prices). Sedangkan penyumbang inflasi lainnya adalah kelompok volatile foods yaitu komoditas bawang putih, bawang merah, cabai rawit dan ikan segar," jelasnya.

Dia menyebutkan berdasarkan hasil sidak dan rakor HLM TPID tersebut, diperoleh informasi bahwa diperkirakan inflasi pada saat ini masih cukup terkendali, setelah memantau harga beberapa komoditas di pasar.

“Antaranya harga bawang putih mulai turun di Rp50 ribu-Rp60 ribu per kilogram dari sebelumnya Rp80 ribu — Rp90 ribu per kilogram seiring ketersediaan pasokan dari Surabaya. Sementara harga bawang merah Rp25 ribu- Rp30 ribu per kilo pasca panen di Kupang Barat.

"Harga komoditas lainnya daging ayam ras, daging sapi, telur ayam juga relatif stabil,” kata Muhamad Syahrial.

Di sektor Peternakan, Kepala Dinas Peternakan Provinsi NTT Dany Suhadi menyampaikan bahwa sejak tahun 2015 ekspor daging sapi ke daerah lain terus mengalami peningkatan, bahkan juga dalam bentuk daging beku (frozen).

Potensi ekspor ini juga terbuka lebar ke Timor Leste dalam rangka kerjasama Selatan-Selatan. Sementara untuk daging ayam sendiri kata Daany Suhadi Pemerintah akan membangun industri pakan berbasis bahan baku loka. "Ini dalam rangka mengembangkan industri ternak ayam di NTT,” kata Dany Suhadi.

Dari sisi ketersediaan beras, Bulog menyatakan bahwa persediaan masih aman. Saat ini persediaan beras mencapai 30.000 ton untuk 4 bulan ke depan, dan slap untuk digunakan operasi pasar apabila harga beras naik.

“Sampai saat ini, harga beras stabil di kisaran Rp9 ribu hingga Rp12 ribu per kilogram. Harga beras tersebut juga didukung oleh ketersediaan pasokan terutama yang didatangkan dari Sulawesi," kata Eko Pranoto, Kadivre Bulog NTT.

Di sektor Perhubungan, Angkasa Pura menyatakan bahwa setiap maskapai telah menurunkan harga sesuai dengan ketentuan tarif batas atas Menteri Perhubungan.Untuk lebaran tahun ini, peningkatan penumpang diprediksi tidak sebesar tahun lalu.

Dan untuk memastikan kegiatan mudik penumpang berjalan dengan lancar, Angkasa Pura menyediakan posko mudik untuk menerima keluhan maupun saran dari penumpang. Perwakilan Maskapai dari Lion dan Garuda Indonesia juga menambahkan bahwa tarif angkutan udara yang berlaku seat ini masih ada datam batas yang ditetapkan pada Keputusan Menhub No 106 Tahun 2019 yang ditandatangani 15 Mei lalu.

Sedangkan pada perhubungan laut, menurut Baharudin, GM Pelindo Tenau Kupang, menyampaikan bahwa pihaknya siap untuk mengawal proses bongkar muat barang secara optimal dan memprioritaskan bongkar muat pada komoditas-komoditas bahan pangan penunjang inflasi serta siap beroperasi 24 jam selama 7 hari sebagaimana disampaikan juga oleh Dinas Perhubungan.

Sementara Kepala Pertamina NTT, Mardian mengatakan, telah dibentuk satgas Pertamina secara nasional untuk memonitor kelancaran distribusi bahan bakar. Kondisi pasokan BBM di NTT hingga saat ini terpantau belum mengalami lonjakan harga. Hal ini juga disebabkan oleh beroperasinya beberapa SPBU satu harga yang telah beroperasi di 8 titik di Provinsi NTT.

Selanjutnya, Polda NTT menyatakan dukungan penuh terhadap operasional pengendalian inflasi melalui Satgas Pangan, dan diharapkan TPID dapat meningkatkan komunikasi kepada masyarakat untuk dapat menjaga ekspektasi masyarakat terhadap inflasi menjelang Hari Raya Idul Fitri.

Menutup pertemuan ini, Kepala Biro Ekonomi Provinsi NTT menyampaikan bahwa pihaknya optimis bahwa inflasi pada periode Hari Raya Idul Fitri tahun ini masih terkendali, namun begitu sinergitas antar lembaga serta peningkatan produksi komoditas untuk pemenuhan kebutuhan lokal masih tetap harus ditingkatkan.

370