Home Ekonomi Harga Pangan di Riau Cenderung Normal pada Ramadan-Idulfitri

Harga Pangan di Riau Cenderung Normal pada Ramadan-Idulfitri

Pekanbaru, Gatra.com - Kabid Distribusi DKP Riau, Fetriyeni, menyampaikan, pasokan bahan pokok dan komoditas pangan secara umum cukup dan harga normal di Riau. Adapun sedikit kenaikan harga komoditas tertentu, seperti telur ayam ras, daing ayam, dan daging sapi jelang Idulfitri karena banyak dikonsumsi pada saat Lebaran.

"Dari pantauan yang kami lakukan, secara umum dalam menghadapi Ramadhan dan Idulfitri 1440 H di Kota Pekanbaru, pasokan pangan cukup dan harga normal," kata Risfaheri dalam keterangan pers yang diterima Gatra.com, Rabu (5/6).

Sementara itu, Kepala Pusat Distribusi dan Cadangan Pangan BKP Kementan?, Risfaheri, mengungkapkan, 3 hari menjelang Lebaran dan dimulainya masa libur, Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian (Kementan) tetap melakukan pemantauan stok dan harga pangan di beberapa daerah, salah satunya adalah di Kota Pekanbaru.

Risfaheri mengungkapkan, tiga hari menjelang atau H-3 Idulfitri 1440 H di Kota Pekanbaru, harga komoditas pangan terpantau normal dan pasokan aman. Ia menyampaikan keterangan tersebut didampingi Rosdi Plt Kadis Ketahanan Pangan Riau setelah kunjungan ke Pasar Pusat Sukaramai dan Pasar Cik Puan, Pekanbaru (2/6).

Pantauan di Pasar Pusat Sukaramai dan Pasar Cik Puan, harga bawang putih Rp32. 000/kg, bawang merah Rp30.000-32.000/kg untuk jenis yang bagus, sedangkan bawang merah jenis ampera Rp26.000/kg dan untuk jenis bawang merah batu Rp18.000/kg, ungkap Helmi pedagang di Pasar Pusat.

Adapun harga bawang merah ini masih sesuai HAP yang dikeluarkan Kemendag Rp32.000/kg, dan bawang putih menunjukkan penurunan harga yang sangat tajam setelah pasokan bawang putih impor ditingkatkan, yang sebelumnya menyentuh Rp68.000/kg sekarang turun menjadi Rp32.000/kg. Harga cabai merah keriting Rp60.000/kg, cabai hijau keriting Rp35.000/kg, dan cabai rawit merah Rp40.000/kg.

Menurut para pedagang, ujar Risfaheri, harga cabai merah keriting dan cabai merah rawit memang mengalami kenaikan akhir-akhir ini, karena cabai yang ada sekarang dipasok dari Jawa Timur yang saat ini sedang musim panen.

Meskipun harga cabai di tingkat produsen di Jawa Timur saat ini cukup rendah, cabai merah keriting Rp15.000/kg dan cabai rawit merah Rp8.000/kg, tetapi karena tingkat kerusakan selama transportasi cukup tinggi dan daya simpan cabai yang sangat pendek 3-4 hari, risiko kerusakan tersebut yang menyebabkan disparitas harga di tingkat produsen dengan konsumen sangat besar.

Hal senada disampaikan Dian, salah seorang pembeli di Pasar Cik Puan menyampaikan bahwa harga relatif stabil dan pasokan cukup, kecuali cabai merah keriting harganya naik terus.

Menurut Risfaheri, Dinas Pertanian harus mendorong petani menanam cabai untuk mengurangi ketergantungan dari daerah lain, karena daya simpan cabai sangat pendek dan mudah rusak, supaya harganya tidak fluktuatif. Apalagi cabai relatif dapat ditanam di mana saja.

Adapun harga telur ayam ras Rp1.300-1.500/butir atau sekitar Rp22.000/kg, harga ini sudah mengalami kenaikan Rp 1.000/kg sejak sebelum Ramadan, tetapi harga ini masih di bawah HAP telur ayam ras Rp23.000/kg.

"Biasanya harga telur naik menjelang lebaran dan pasca Lebaran tetapi tidak besar," ungkap Pak Antoni pedagang telur di Pasar Pusat maupun Halimah di Pasar Cik Puan.

Pasokan telur umumnya datang dari Payakumbuh, Sumbar dan beberapa daerah di Sumut yang wilayahnya memang berdekatan dengan Kota Pekanbaru.

Harga daging sapi Rp120.000/kg dan daging ayam ras Rp28.000/kg ekor hidup, baik di Pasar Pusat maupun di Pasar Cik Puan, Kota Pekanbaru. Daging ayam ras memang mengalami sedikit kenaikan, karena permintaan cukup banyak. Kemungkinan sebagian konsumen daging sapi beralih ke daging ayam yang harganya lebih murah.

Untuk harga beras berkisar Rp12.000-14.500/kg, minyak goreng Rp11.000/kg, dan gula pasir Rp. 13.000/kg. Pasokan beras dan harganya normal. Zaidir, pedagang beras di Pasar Pusat Sukaramai megungkapkan sebagian besar masyarakat di sini menyukai beras lokal dari Sumater Barat, meskipun harganya relatif tingggi dibandingkang beras umumnya tetapi masyarakat tetap memilihnya, walaupun tersedia beras varietas baru seperti Ciherang dan Inpari yang berumur pendek.