Home Gaya Hidup Makam Troloyo Jadi Alternatif Kunjungan Wisata Religi Selama Lebaran

Makam Troloyo Jadi Alternatif Kunjungan Wisata Religi Selama Lebaran

Mojokerto, Gatra.com - Wisata Religius Makam Troloyo yang merupakan salah satu ikon wisata Kabupaten Mojokerto yang menjadi alternatif wisatawan dan peziarah. Salah satu yang menarik wisatawan ialah adanya makam Syekh Jumadil Kubro yang merupakan nenek moyang dari Walisongo.

Tak hanya makam Syekh Jumadil Kubro, di kompleks makam Troloyo terdapat makam Wali lain. Termasuk diantaranya Syekh Mulana Ibrahim, Syekh Maulana Sekah, serta Sunan Ngudung ayah dari Sunan Kudus.

Selain itu, karena terletak di bekas pusat kerajaan Majapahit di Kecamatan Trowulan, di komplek makam Troloyo juga terdapat makam para bangsawan Majapahit seperti Raden Ayu Anjasmara Kencanawungu, Pangeran Noto Suryo, Patih Noto Kusumo, Gajah permodo, Naya Genggong, Sabdo palon, Emban Kinasih, hingga Polo Putro.

"Meski tidak terlalu ramai, tapi peziarah tak henti berdatangan 24 jam. Apalagi saat Ramadan kemarin lebih ramai dari ini," ujar salah seorang penjaga makam Agus Santoso (42) kepada Gatra.com, Jumat (7/6).

Puncak kepadatan makam Troloyo biasanya ada pada malam Jumat Legi, hari peringatan Haul Syekh Jumadil Qubro, dan saat Gerebeg Suro. Tak jarang pula makam Troloyo dikunjungi oleh tokoh dan pejabat negara yang berziarah ke Makam Syekh Jumadil Kubro.

Salah satu peziarah, Khoirul (37) datang bersama keluarganya. Dia mengaku kunjungannya ke makam saat lebaran menjadi bagian dari tradisi yang baik untuk mendapatkan keberkahan.

"Saat Ramadan atau Idulfitri kan orang Jawa biasa nyekar ke makam leluhur. Nah, beliau (Syekh Jumadil Kubro) ini leluhurnya Wali Songo. Jadi perlu diziarahi, supaya Gusti Allah berikan keberkahan pada kita," ujar Khoirul.

Syekh Jumadil Kubro atau Sayyid Husein Jumadil Kubro berasal dari Samarkand dan merupakan keturunan dari Ja'far Shodiq bin Husein bin Ali bin Abi Thalib. Diantara Wali Songo yang merupakan keturunan langsungnya ialah Sunan Ampel, Sunan Bonang, Sunan Giri, Sunan Drajad, serta Sunan Kudus.

 

 

5965