Home Gaya Hidup Daily Routine Espresso Bar, Bar Khusus Kopi yang Cuma Tutup Kala May Day

Daily Routine Espresso Bar, Bar Khusus Kopi yang Cuma Tutup Kala May Day

Bandung, Gatra - Ucok, lelaki perawakan tinggi dengan kulit gelap itu bolak balik masuk ke bar. Ia tampak sibuk bekerja di belakang mesin lamarzocco, mesin espresso. Seolah tidak ada waktu baginya untuk duduk istirahat sembari menghabiskan sebatang rokok.

Ucok adalah pemilik Daily Routine. Sebuah kedai kopi di pinggir Jalan Gandapura, Bandung, yang baru buka awal Mei lalu. Meski baru, pengunjung seolah tidak pernah berhenti berdatangan.

"Iya beberapa yang datang ke sini memang teman-teman komunitas kopi," katanya kepada Gatra.com, Rabu (12/6).

Dalam dunia perkopian di Kota Bandung, nama Ucok memang sudah sohor. Kedainya tak hanya disambangi penikmat kopi, tapi juga para barista Kota Kembang. Pemburu kopi yang datang juga berasal dari luar kota. Tak sekadar ngopi, mereka sengaja mampir untuk mengobrol dengan Ucok.

Sebetulnya, ia membuka coffee shop-nya sejak 2013 lalu. Saat itu, kedai kopi belum marak di Bandung. Bisnisnya hanya bertahan setahun. Selanjutnya, Ucok membuka tempat baru dengan konsep kopi seduh ala rumahan di daerah Kanayakan, Bandung pada awal 2016 lalu. Daily Routine nama usahanya.

Setelah jalan hampir 4 tahun, Ucok membuka kedai baru khusus espresso dan beberapa menu kopi dengan dasar espresso. Lokasinya sedikit jauh dari kedai pertama, tetapi lebih mudah diakses.

"Saya lihat, di luar negeri banyak yang menawarkan sesuatu dengan lebih spesifik. Akhirnya, saya membuka Daily Routine Espresso Bar dengan menu-menu kopi yang juga lebih spesifik," terangnya.

Keunikan lainnya, coffee shop ini hanya menawarkan espresso dengan berbagai turunannya seperti Latte, Cappuccino, Piccolo, Afogato atau Mochachino, dan tidak ada menu lain.

"Yang jadi masalah, kopi memang belum sepopulis itu. Jadi masih banyak yang bertanya menu di luar kopi," pungkasnya.

Berkonsep Ramah Lingkungan

Jika kedai kopi lain menyajikan kopi dengan kemasan gelas dan sedotan plastik sekali pakai, Ucok justru meninggalkan konsep tersebut. Dengan begitu, ia bisa menekan angka produksi karena cuma perlu mengeluarkan uang untuk satu macam gelas kemasan.

"Kita juga menggunakan gelas kemasan dari kertas, tapi kertas yang bisa digunakan untuk kopi panas dan kopi dingin," katanya.

Sebagai gantinya sedotan plastik, Ucok menggunakan sendok kayu kecil untuk mencampur kopi dengan susu.

Selain alasan efisiensi biaya produksi, upaya tersebut juga untuk mengurangi penggunaan sampah plastik yang tengah gencar dilakukan di seluruh dunia. "Sebenarnya yang utama karena menekan pengeluaran. Yang kedua, otomatis mengurangi sampah plastik juga," pungkasnya.

Buka Sepanjang Tahun, Kecuali May Day

Daily Routine Espresso Bar selalu buka, meski Hari Raya Idulfitri dan Natal. Liburnya cuma sehari: 1 Mei yang merupakan Hari Buruh Internasional. Ucok beralasan semua orang yang menjalankan usaha, menjual produk dan jasa adalah buruh, termasuk dirinya. Sudah sepatutnya turut merayakan Hari Buruh.

"Barista juga buruh, apalagi saya jam kerja kadang lebih banyak dari yang kerja di sini," katanya.

 


Reporter: Mega Dwi Anggraeni

1664