Home Ekonomi Nilai Tukar Petani Tanaman Pangan Rendah, IPB: Pengaruh Panen Raya

Nilai Tukar Petani Tanaman Pangan Rendah, IPB: Pengaruh Panen Raya

Jakarta, Gatra.com – Guru Besar Institut Pertanian Bogor, Hermanto Siregar mengungkapkan bahwa nilai tukar petani merupakan indeks harga yang diterima petani. Indeks tersebut dihitung dari penjualan komoditas yang dihasilkan dibagi dengan indeks harga yang dibayarkan.

Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS), Nilai Tukar Petani (NTP) mengalami kenaikan dari 102,23 pada April 2019 menjadi 102,61 pada Mei 2019. Namun, NTP Tanaman Pangan (NTPP) turun dari 104,03 menjadi 103,46 pada periode yang sama.

“Kalau (NTPP) turun dua kemungkinannya. Harga tanaman pangan turun atau harga input-inputnya naik,” kata Rektor Perbanas Institute tersebut kepada Gatra.com, Kamis (13/6).

Menurutnya, pada triwulan kedua 2019 harga komoditas sebenarnya naik karena puasa dan hari raya. Ini juga berlaku terhadap peningkatan input pertanian seperti upah tenaga kerja, pupuk, pestisida, dan sebagainya. Bulan April-Mei sedang masa panen raya padi.

Dikatakan, adanya musim panen raya menyebabkan turunnya harga gabah kering panen (GKP) dan gabah kering giling (GKG). 

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik, tren penurunan sudah terlihat sejak Januari 2019. 

Pada Januari, harga GKP dan GKG tingkat petani masing-masing sebesar Rp5.353/kg dan Rp5.780/kg. Namun pada bulan Mei, harga GKP dan GKG masing-masing hanya Rp4.356/kg dan Rp5.172/kg.

“Itu (panen raya) jadi faktor untuk turun. Harga-harga yang dibayarkan petani juga naik menjelang lebaran. Akibatnya, nilai tukar petani pangan turun,” ungkapnya. 

Ia pun menegaskan bahwa kedua faktor tersebut secara bersamaan mempengaruhi turunnya NTPP.

Menurutnya, upaya Kementerian Pertanian (Kementan) dalam membantu petani masih belum efektif. 

“Dari pabriknya stok cukup. Ketika di perdagangan, kadang-kadang distribusi kurang lancar dan pedagang biasa meningkatkan harga untuk meraup keuntungan,” tuturnya.

Hermanto memperkirakan harga Gabah akan mulai normal mulai Juni-Juli. Pada bulan Agustus turun sedikit karena panen dan mulai September-Oktober normal kembali.

“Biasa fluktuasi itu. Yang harus dijaga pemerintah agar NTP tidak turun adalah obat-obatan, pupuk, bibit, dan sebagainya. Kalau naik, petani pangan jadi korban terus,” katanya.

113

KOMENTAR

TINGGALKAN KOMENTAR