Home Ekonomi Investasi Pasar Modal Masih Terpusat di Kota

Investasi Pasar Modal Masih Terpusat di Kota

Solo, Gatra.com – Investasi pasar modal di wilayah Solo Raya masih terpusat di kota. Meski sudah ada sosialisasi hingga ke kabupaten, peminat aktivitas pasar modal masih sedikit.

Kepala Bursa Efek Indonesia (BEI) Solo M Wira Adibrata mengatakan berdasarkan data 2018, total investasi selama satu tahun mencapai Rp42 miliar. Dari jumlah ini, Rp 30 miliar berpusat di Kota Solo.

”Sisanya menyebar di seluruh kabupaten kota di wilayah Solo Raya,” ucapnya saat ditemui di Solo, Jumat (14/6).

Baca Juga: Pasar Modal Solo Menggeliat Setelah Lesu Saat Ramadan

Rerata angka investasi pasar modal di Solo Raya mencapai Rp3,5 triliun per bulan. Pada Januari dan Februari 2019, investasi menyentuh angka Rp5,5 triliun. Hanya saja pada Maret jumlahnya turun signifikan hingga hanya Rp 1,8 triliun. Bahkan pada April turun lagi di angka Rp1,4 triliun.

”Memang dua bulan terakhir terjadi penurunan signifikan terhadap jumlah investasi. Karena kondisi ekonominya juga sedang dipengaruhi berbagai faktor dan sentimen negatif,” ucapnya.

Di wilayah Solo Raya saat ini, aktivitas berinvestasi paling besar masih di Kota Solo. Pada Januari 2019, dari total Rp5 triliun, investasi di Solo Rp4 triliun. Kabupaten dengan jumlah investasi lumayan adalah Sukoharjo dengan nilai Rp 700 juta.

Adapun Klaten Rp200 juta dan Karanganyar Rp100 juta. "Sisanya dibagi Wonogiri, Boyolali, dan Sragen yang berkisar di angka puluhan juta,” ucapnya.

Baca Juga: BEI Targetkan 7.000 Investor Baru di Solo Raya

Pada bulan-bulan lain, persentase investasi di pasar modal tidak berbeda jauh. Dominasi masih terjadi di Kota Solo dan disusul Sukoharjo, Klaten dan Karanganyar.

”Urutan selanjutnya Boyolali, Wonogiri, dan Sragen. Memang di tiga wilayah ini kami masih terus melakukan sosialisasi mengenai pasar modal,” ucapnya.

Manager Representative Officer PT RHB Sekuritas Solo Lius Andy Hartono mengatakan, pelaku pasar modal di Solo Raya punya tujuan utama berinvestasi.

”Mereka kebanyakan investor, bukan trader. Sehingga ketika kondisi ekonomi memburuk, mereka lebih stabil dan aman. Meskipun jumlah investasi mereka juga masih kecil. Sebab di Solo Raya ini kebanyakan masih belajar,” ucapnya.

 

 

 

249