Home Ekonomi Jasa Kiriman Ekspres Terancam Bangkrut Akibat Mahalnya Biaya Kargo Udara

Jasa Kiriman Ekspres Terancam Bangkrut Akibat Mahalnya Biaya Kargo Udara

Jakarta, Gatra.com - Asosiasi Perusahaan Jasa Pengiriman Ekspres, POS dan Logistik Indonesia (ASPERINDO) menyatakan pihaknya masih berjuang untuk mengaspirasikan suara dari perusahaan jasa pengiriman dan perusahaan-perusahaan kecil seperti dari Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) agar pemerintah dapat merubah kebijakan tarif Surat Muatan Udara (SMU).

"Kenaikan-kenaikan yang terjadi dari Oktober 2018 sampai sekarang sangat tidak relevan dengan kerugian yang terjadi," kata Ketua Bidang Transportasi & Infrastruktur Asperindo, Hari Sugiandhi ketika dihubungi Gatra.com, Selasa (18/6).

Hari menyebutkan selama ini pihaknya sudah menyampaikan keluhan pada beberapa pihak seperti ke Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU), Ombudsman, dan bahkan ke Presiden Jokowi bahwa kebijakan ini harus ditinjau ulang, bahkan kalau bisa dicabut karena tidak bersifat adil kepada pengusaha-pengusaha di bidang terkait. Namun sayangnya keluhan ini tidak ada yang dijawab secara solutif.

"Apalagi dengan Pertamina, mereka alasannya bahwa kenaikan ini karena harga minyak naik, dampak dolar dan sebagainya. Sementara ketika harga-harga tersebut turun, tetap saja SMU harganya tinggi," ujar Hari.

Dari pihak UMKM sendiri Hari mengaku juga sering mendapatkan keluhan. Yang tadinya perusahaan kecil yang mengandalkan biaya kiriman murah, sekarang sudah tidak bisa. 

Perubahan yang terjadi sejak naiknya SMU ini menurut Hari mungkin bisa disebut berubah yang mendadak, berubah drastis 180 derajat.

"Ya memang beralih lewat darat, tetapi kan kemudian nilai jual kita (jasa pengiriman ekspres) sekarang jadi tidak ada. Yang dulunya orang-orang berlomba menggunakan jasa ekspres untuk kirim barang, sekarang ga bisa lagi, mati," ucapnya.

Akibatnya, menurut Hari, pihaknya kembali mulai beralih ke penggunaan kapal freighter karena dianggap lebih murah dan cukup cepat, meskipun masih "ekspres"nya sangat jauh dibawah transportasi pesawat.

"Kedepannya Asperindo berniat membeli pesawat, yang bisa digunakan oleh perusahaan-perusahaan anggotanya kalau masalah ini terus berlanjut," katanya.

781

KOMENTAR

TINGGALKAN KOMENTAR