Home Ekonomi Sultan HB X: Tidak Mudah Atasi Kekeringan di Gunungkidul

Sultan HB X: Tidak Mudah Atasi Kekeringan di Gunungkidul

Gunungkidul, Gatra.com - Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Sri Sultan Hamengku Buwono X menyebut tidak mudah untuk mengatasi bencana kekeringan yang hampir selalu terjadi tiap tahun di Kabupaten Gunungkidul. Selain butuh waktu lama, biayanya juga tak sedikit. 
 
"Tidak mudah untuk mengalirkan air, kami bisanya hanya membantu pamdes (perusahaan air minum desa)," kata Sultan, di Bangsal Sewoko Projo, Kecamatan Wonosari, Gunungkidul, Kamis (20/6). 
 
Selama ini  desa-desa yang memiliki sumber air memang mengupayakan pembuatan jaringan perpipaan untuk menyalurkan air ke rumah-rumah. "Kami bantu mereka membuat jaringan. Memang sangat mahal," katanya. 
 
 
Raja Keraton Yogyakarta it melanjutkan, saat ini masih perlu penemuan banyak mata air untuk mencukupi kebutuhan masyarakat Gunungkidul. "Memang perlu waktu," ucapnya. 
 
Adapun Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Gunungkidul Edy Basuki mengatakan, untuk mengatasi bencana kekeringan dalam jangka panjang, Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) berupaya memperluas jaringan perpipaan.
 
"Kemudian sumber mata air yang memungkinkan diangkat, dibor untuk dimanfaatkan. Biasanya di desa-desa ada kelompok pamdes yang melakukannya," ujarnya. 
 
 
Namun, menurut Edy, sejumlah daerah tetap membutuhkan pasokan air bersih. Sebab daerah itu tidak mempunyai sumber mata air dan telaga juga tak terjangkau jaringan perpipaan. "Maka harus tetap didroping air bersih," katanya. 
 
Menurut Edy, ancaman bencana kekurangan air bersih saat kemarau mengancam 15 kecamatan setiap tahun. Pada 2019 hingga Juni ini, setidaknya lima kecamatan meminta dipasok air bersih. 
 
"Tahun ini puncak kemarau kemungkinan pada Agustus sampai awal September. Kami sudah siapkan antisipasi jika nanti terjadi kemarau panjang," pungkasnya.
259