Home Gaya Hidup Memori Dua Seniman di Pameran 'To Remember'

Memori Dua Seniman di Pameran 'To Remember'

Yogyakarta, Gatra.com - Dua seniman asal Yogyakarta, Kusbudiyanto dan Haryo Seno Agus Subagyo alias Haryo Sas, memamerkan karya-karya mereka dalam pameran bertajuk “To Remember”, sepanjang 22 - 30 Juni 2019 di Bentara Budaya Yogyakarta.

Kusbudiyanto menyajikan 13 karya dalam pameran ini. Karya Kusbudiyanto kerap menggunakan warna-warna cerah dan menggambarkan beragam objek yang saling berimpit mirip relief atau motif batik.

Di lukisan yang ia beri judul ‘Jogja’s Identity’ tahun 2017 misalnya. Berbagai figur tumpah ruah memenuhi kanvas menggambarkan kesibukan di pasar teadisional.

“Karya saya adalah ekspresi dan visualisasi dari momen-momen penting dalam hidup saya. Makanya saya beri judul pameran Judul ‘To Remember’. Masing-masing karya saya buat dalam waktu antara 2 minggu hingga 1,5 bulan,” ujar Kusbudiyanto kepada Gatra.com di sela pembukaan pameran, Sabtu (22/6) malam.

Baca Juga: Perjalanan ke Dunia Imajiner ala Munir Kahar

Kusbudiyanto perupa kelahiran Yogyakarta, 5 April 1969. Namun sebelumnya ia menempuh pendidikan di jurusan Ekonomi Manajemen AMP YKPN, 1999 - 2002. Kini ia menekuni profesi sebagai konsultan desain untuk perajin rotan.

Adapun Haryo Sas menampilkan 12 lukisan karyanya buatan 2018 dan 2019. Lukisan karya Haryo Sas banyak sering diisi sesosok manusia dengan berbagai aktivitas keseharian. Misalnya lukisan ‘Born Around Fire’ buatan 2019 yang menggambarkan sesosok ibu yang sedang menyusui anaknya dan kelilingi goresan warna-warni menyerupai api.

Haryo perupa kelahiran Gunungkidul, 4 Desember 1972. Ia menempuh pendidikan pasca-sarjana di ISI Yogyakarta selama 2012 - 2015. Haryo berprofesi sebagai ilustrator buku dan pengajar di Politeknik Seni Yogyakarta sejak 2016.

Menurut Haryo, pameran menjadi bentuk tanggungjawab moral sebagai seniman. Seniman berpameran seperti halnya penulis yang mempublikasikan buku.

“Dalam filosofi Jawa ada istilah eling lan waspada. Eling menurut pemikiran saya adalah mengingat peristiwa baik yang dialami secara pribadi atau peristiwa sejarah yang tertulis. Peristiwa itu merupakan cermin introspeksi untuk menghadapi peristiwa kekinian, bahkan kemungkinan yang belum terjadi,” kata Haryo.

Baginya, pembuatan karya-karya ini merupakan proses panjang. Eksplorasi terhadap suatu peristiwa hingga penyelesaian sebuah karya tergantung dari seberapa besar suatu peristiwa itu mempengaruhi pemikirian sang seniman.

Baca Juga: Saat Lukisan Dihiasi Nota dan Tiket Bekas

Saat membuka pameran duo seniman itu, perupa sekaligus pengusaha Timbul Raharjo mengatakan bahwa inspirasi dapat diperoleh dari kenangan masa lalu. “Saya melihat keduanya ini seperti berhenti sejenak melihat peristiwa. Artinya seperti nostalgia,” ujar Timbul.

Kurator pameran ini, Regina Bimadona, menyebut Kusbudiyanto dan Hatyo Sas ingin menunjukkan ingatan, kerinduan masa lalu, dan pengalaman pribadi mereka melalui karya.

“Lukisan Kusbudiyanto merupakan citra dari perjalanan sejarah yang ditangkapnya sejak kecil. Juga representasi dari masyarakat di mana ia tinggal. Sementara lukisan Haryo Sas merupakan kontemplasi pengalaman batin kerohanian yang dipadukan dengan pengalaman akan kehidupan sehari-hari,” tulis Regina dalam catatan pengantar pameran.

Pameran lukisan ini sebagai penutup dari rangkaian acara BBY di semester pertama 2019. Menurut Kusbudiyanto, BBY menjadi tempat yang tepat untuk memulai langkah sebagai pelukis. Maklum saja, To Remember jadi pameran kedua dalam karirnya sebagai pelukis setelah tahun lalu ia ikut menunjukkan lukisannya di pameran bersama “Nandur Srawung”.

Reporter: Thovan Sugandi

793