Klaten, Gatra.com – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Klaten mulai menyiapkan kebutuhan air bersih. Tujuh desa telah dipasok air bersih karena kekeringan. Kondisi ini diperkirakan meluas karena musim kemarau diprediksi terjadi hingga Oktober mendatang.
Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Klaten Sri Yuwana Haris mengatakan, Pemkab Klaten menyatakan siaga kekeringan pada 1 Mei hingga 31 Oktober 2019. SK Bupati Nomor 360/684 Tahun 2019 mengenai Status Siaga Bencana Kekeringan di Klaten pun telah diterbitkan.
”Kami juga sudah menyiapkan 800 tangki air bersih yang disalurkan ke daerah-daerah yang mengalami kekeringan,” ucap Sri saat dihubungi via telepon, Senin (24/6).
Baca Juga: Kekeringan, 54 Desa di Tiga Kabupaten di DIY Butuh Air Bersih
Sejak Jumat (21/6), 56 tangki air bersih disalurkan ke sejumlah wilayah di Kecamatan Jatinom, Kemalang, dan Bayat.
”Kecamatan Kemalang ada tiga desa, yakni Kendalsari, Sidorejo, dan Tegalmulyo. Sedangkan di Kecamatan Jatinom disalurkan di Desa Bandungan, Temuireng, dan Socokanco. Di Kecamatan Bayat di satu desa yakni Desa Ngerangan,” rinci Sri.
Berdasarkan perkiraan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), puncak kemarau di Klaten terjadi pada Agustus mendatang.
Saat ini air bersih telah disalurkan ke daerah kekeringan melalui tiga unit mobil yang masing-masing mengangkut dua tangki. ”Selain itu kami juga menerjunkan tiga orang per tim untuk membantu di wilayah kekeringan,” ucapnya.
Baca Juga: Gunungkidul Gagal Panen Padi 400 Hektar karena Kekeringan
Selama Juli hingga Oktober, BPBD menerjunkan dua tim tambahan untuk menyalurkan air bersih. Pemkab menyiapkan anggaran hingga Rp200 juta untuk menyediakan 800 tangki air bersih. ”Harapannya jumlah ini cukup hingga musim kemarau berakhir,” ucapnya.
Tahun lalu, 23 desa di sembilan kecamatan di Klaten kekeringan. Total air bersih yang disalurkan saat itu 748 tangki. ”Tiap tahun kebutuhannya tidak sama. Kami berupaya maksimal untuk mencukupi kebutuhan air bersih di musim kemarau,” ucapnya.
