Jakarta, Gatra.com - Juri Persidangan Amerika Serikat (AS) menyatakan startup teknologi CNEX Labs tidak terbukti melakukan pencurian rahasia Huawei sebagaimana yang dituduhkan produsen gawai terbesar kedua di dunia tersebut.

Dikutip dari Reuters, Kamis (27/6), konflik bermula saat Huawei melaporkan CNEX Lab di Pengadilan Sherman, Texas, AS, atas dugaan penyalahgunaan rahasia dagang yang melibatkan teknologi kontrol memori.

CNEX Lab, yang diketahui didirikan oleh mantan petinggi Huawei, Yiren 'Ronnie' Huang, balik melaporkan perusahaan asal China tersebut dengan tuduhan mencuri teknologi ciptaannya dengan menyamar sebagai pembeli dan mengklaim CNEX Lab mencuri desain teknologinya untuk mengorek rahasia. Pihak juri pengadilan memutuskan Huawei bersalah namun dianggap tidak melakukan kerusakan apapun.

"Sejak awal, permasalahan ini bukanlah tentang uang. Ini mengingatkan kembali bagaimana standar etika korporasi berlaku secara global," ungkap kuasa hukum CNEX Lab, Matthew Gloss.

Pengacara CNEX Lab lainnya, Darren Dacus, mengatakan, iklaim Huawei bukanlah rahasia perusahaan, melainkan bentuk bullying dan intimidasi. Sementara Juru Bicara CNEX Labs, Paul Sherer, mengatakan, Huawei ingin mendapatkan teknologi semikonduktor CNEX Lab yang canggih.

Tim Danks selaku Wakil Presiden Direktur Huawei untuk manajemen risiko, menyampaikan, pihaknya masih mengkaji hasil dakwaan yang dilayangkan dan mempertimbangkan langkah selanjutnya. Danks mengatakan, pihaknya kecewa sebab juri tidak mengganjar adanya ganti rugi karena Huang melanggar kontrak kerja.

Huawei menggugat CNEX dan Huang pada 2017 di pengadilan San Jose, California. Mereka menyasar penggantian kerugian atas kerusakan dan hak teknologi kontrol memori sebesar US$85,7 juta.