Home Ekonomi Hadapi Kemarau, Petani Tembakau Giliran Pinjam Mesin Sedot Air

Hadapi Kemarau, Petani Tembakau Giliran Pinjam Mesin Sedot Air

Bandung, Gatra.com- Menghadapi kekeringan, petani tembakau bergiliran meminjam mesin sedot air untuk mengairi perkebunan. Demikian hal tersebut diungkapkan oleh Ketua APTI Jabar, Nana Suryana.

"Sekarang bergiliran pinjam mesin sot air dari petani hortikultura," katanya saat dihubungi melalui telepon selularnya, Kamis (27/6).

Sebagian besar petani tembakau di Jawa Barat masih kesulitan terutama ketika menghadapi musim kemarau. Permohonan bantuan mesin sedot air kepada Pemerintah Provinisi Jawa Barat belum juga direalisasikan.

"Pengajuan sudah dilakukan sejak 2011 lalu, tapi sampai sekarang belum dapat tanggapan. Alasannya masih sama terkendala dana," katanya.

Sebab, lanjutnya, untuk mendapatkan kualitas tembakau yang baik, air sangat dibutuhkan selama musim tanam. Sehingga kebutuhan mesin sedot air sangat dibutuhkan ketika musim kemarau tiba.

Dampak dari turunnya curah hujan sangat dirasakan oleh para petani tembakau saat ini. Menurut Nana, kuantitas tembakau sudah menurun.

Nana menambahkan, biasanya hujan baru berhenti ketika bulan Juni. Tapi tahun ini, dia dan rekan-rekannya sudah kekurangan air sejak bulan Mei.

"Sekarang, dari 12 ribu hektar lahan tembakau di Jawa Barat, penurunannya sudah sekitar 15%," imbuhnya.

Meski begitu, Nana belum bisa memastikan jumlah kerugian yang dialami para petani tembakau di Jawa Barat. Lantaran, panen raya baru dilakukan pada bulan Juli mendatang.

"Kita baru bisa melihat kerugian setelah panen raya nanti, tapi sekarang dampaknya sudah terasa," katanya.

Sebagian besar petani sudah merasakan penurunan kualitas tembakau sejak masa panen di bulan Mei lalu. Para petani tembakau tidak bisa mendapatkan daun tembakau kualitas super lantaran kekurangan air.

Saat ini para petani masih mengharapkan hujan kembali turun sebelum panen raya nanti. "Minimal dua kali turun hujan, kami bisa dapat tembakau baguslah," pungkas Nana.


Reporter: Mega Dwi Anggraeni

Editor: Birny Birdieni

341