Home Ekonomi Dexa Group Ekspor Obat Diabetes ke Polandia

Dexa Group Ekspor Obat Diabetes ke Polandia

Cikarang, Gatra.com - Obat diabetes Avamina SR, produksi PT Ferron Par Pharmaceuticals, anak usaha Dexa Group, berhasil menembus pasar Eropa. Polandia menjadi negara Eropa ketiga setelah Inggris dan Belanda yang berhasil ditembus oleh produk bernama Glucient SR. Kedua produk tersebut mengandung zat aktif Metformin yang jamak digunakan dalam obat bagi pengidap penyakit gula.

Demikian keterangan Direktur Utama PT Ferron Par Pharmaceuticals, Krestijanto Pandji, dalam acara pelepasan "Ekspor Perdana Produk Ferron ke Polandia" di pabrik PT Ferron Par Pharmaceuticals, Cikarang, Bekasi, Jawa Barat, Selasa (2/7).

Pandji mengungkapkan, upaya Dexa untuk menembus pasar Eropa sudah dilakukan sejak tahun 2005 silam. Pasar Inggris telah dimasuki sejak akhir 2010, sedangkan Belanda baru pada 2018.

"Dengan rasa syukur, kami sampaikan bahwa Glucient SR diterima dengan baik di pasar UK [Inggris] dan telah menjadi market leader [pemimpin pasar] di pasar UK dengan tingkat pertumbuhan double digit," tuturnya.

Pandji mengungkapkan bahwa dalam pelepasan ekspor ini pihaknya mengirimkan obat sebanyak satu kontainer berukuran 40 feet atau berisi 5 juta tablet.

"Total untuk pasar Eropa sebanyak satu kontainer berukuran 40 feet per bulan untuk pasar Inggris, Polandia, dan Belanda," ungkapnya.

Menurut Pandji, pihaknya telah menyisihkan 5% dari pendapatan bersih untuk riset dan pengembangan produk, meskipun belum ada insentif pajak dari pemerintah.

Duta Besar Polandia untuk Indonesia, Beata Stoczyska, mengungkapkan, Polandia merupakan pasar besar dan potensial dengan populasi sebesar 40 juta orang.

"Polandia bukan hanya pasar besar, namun juga gerbang ke pasar lain seperti Jerman, Ukraina, dan Belarus," ungkapnya.

Direktur Jenderal Industri Kimia, Farmasi, dan Tekstil, Achmad Sigit Dwiwahjono, mengatakan, industri farmasi merupakan salah satu dari sektor prioritas nasional.

"Dengan adanya Inpres No. 6 Tahun 2016 tentang Percepatan Pengembangan Industri Farmasi dan Alat Kesehatan, kami juga menginstruksikan 12 kementerian atau lembaga agar saling bersinergi dan mendukung dalam mendorong kemandirian obat nasional," ungkapnya.

Menurut Sigit, pihaknya mendorong perkembang industri farmasi dan bahan farmasi melalui berbagai kemudahan dan insentif berupa pengurangan pajak maupun bea masuk yang ditanggung pemerintah serta kebijakan tax holiday yang sudah diterapkan di industri farmasi.

Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), Penny Kusumastuti Lukito, mengungkapkan, pihaknya terus membangun komunikasi dengan regulator mancanegara dengan tujuan membuka pasar dan kepercayaan.

Dalam kesempata ini, Penny mengimbau perusahaan farmasi untuk meningkatkan kualitas melalui serialisasi sebagai upaya persiapan ekspor.

"BPOM kita sudah menuhi standar-standar yang tinggi dan jadi anggota PIC/S [Pharmaceutical Inspection Co-operation Scheme]. Tidak semua negara jadi anggotanya," ujar dia.

600