Home Gaya Hidup Sinergikan 3 Agenda Wisata, Janjikan Tontonan Kelas Dunia

Sinergikan 3 Agenda Wisata, Janjikan Tontonan Kelas Dunia

Magelang, Gatra.com – Dinas Pariwisata Pemuda dan Olah Raga (Disparpora) Kabupaten Magelang akan menyinergikan 3 agenda wisata besar yang diselenggarakan secara bersamaan pada Juli ini.

Agenda wisata tersebut adalah Borobudur International Art Festival (BIAF), Festival Kali Elo, dan Festival Lima Gunung. Semuanya berlangsung pada tanggal yang sama, 5-7 Juli 2019.

Kepala Disparpora, Iwan Setiarso, mengakui bentrok tanggal pelaksanaan acara berpotensi mengurangi rentang waktu tinggal wisatawan di Magelang. Secara ekonomi, hal itu merugikan para pegiat wisata.

“Apa pun ini sudah berjalan. Ke depan, hal ini mestinya bisa dikoordinasikan. Antara BIAF, Kali Elo, dan Festival Lima Gunung itu bisa lebih menyebar sehingga bisa menjadi daya tarik yang lebih,” kata Iwan Setiarso, Kamis (4/7).

Namun di sisi lain, segmen festival yang berbeda justru memberikan banyak pilihan hiburan bagi pengunjung. “Mereka yang datang ke Magelang bisa menikmati BIAF, bisa menikmati Festival Lima Gunung, tapi juga bisa ikut rafting di Elo.”

Menurut Iwan, tema Festival Kali Elo tahun 2019 adalah “Sayangi Elo” yang menggabungkan kegiatan wisata dengan pelestarian ekosistem sungai. Panitia menanam pohon di bantaran sungai dan menebar bibit ikan.

“Kita mengingatkan masyarakat bahwa selama ini Sungai Elo sudah memberikan manfaat yang besar. Supaya keberlangsungannya tetap berjalan, kita harus menyayangi Elo,” kata Iwan.

Selain parade perahu hias di arus jeram, sekitar 20 kelompok kesenian rakyat di Kabupaten Magelang akan berkompetisi dalam Festival Kali Elo 2019. Acara akan dipusatkan di Kalingkalih Bojong Mungkid.

Pada Festival Lima Gunung, panitia menawarkan pementasan kelompok seni lokal asal Bulukumba, Toraja, Kediri, Yogyakarta, Semarang, dan Cirebon. Seniman asal Australia dan penari dari Jepang akan tampil mengisi acara.

"Berbasis pada budaya kesenian rakyat, Festival Lima Gunung tidak ngoyo (memaksakan diri) menampilkan perhelatan yang wah!"

Disesuaikan dengan kemampuan desa sebagai tuan rumah, keunikan festival ini justru terletak pada partisipasi warga dalam setiap rangkaian acara. Rumah-rumah membuka pintu bagi para pengunjung dari luar daerah atau luar negeri untuk menginap.

Acara serupa tapi tak sama: Borobudur International Art Festival menyajikan kompilasi seni Jawa, Nusantara, dan mancanegara. Borobudur dijadikan pusat yang akan menyatukan unsur-unsur seni tersebut.

CV More Media Kreasi sebagai event organizer pemenang tender, mematok ongkos acara Rp1,2 miliar. Dengan biaya sebesar itu, panitia menjanjikan tontonan eksklusif kelas dunia.

 

356